Sunday, December 28, 2008

KKL Biologi Angkt. 2007: 3 Hari untuk Selamanya

Posted by Icha at 12:58 PM 0 comments


Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Taksonomi Tumbuhan
Biologi UNS Angkatan 2007
Bogor, 19-21 November 2008

3 Hari untuk Selamanya?? Kok kaya judul film??
Pasti itu yang terlintas di benak teman-teman pembaca. Ada alasan kenapa saya meminjam judul film yang dibintangi Adinia Wirasti dan Nicholas Saputra itu untuk entry yang satu ini. Dan saya merasa ngga perlu menjelaskan alasan itu karena teman-teman akan menemukannya dalam cerita saya. Hehe..... Ya udah, ngga perlu berpanjang-panjang lagi, ini dia reportase lengkap KKL Biologi Angkt. 2007 ke Bogor tanggal 19-21 November kemarin (tahun kemarin kaleee..... LOL).

Jadi KKL ini dilaksanakan dalam rangka menggenapi nilai praktikum Taksonomi Tumbuhan alias TT sebagai salah satu cara supaya mahasiswa bisa mengaplikasikan mata kuliah ini di dunia nyata. Wuedeh..... beraaattt..... Dan itu juga alasan ngga langsung kenapa Bogor yang dipilih. Secara Bogor hot spot-nya tumbuhan gitu..... Tadinya sih ada usulan ke tempat yang deket-deket aja, asal bisa mewakili. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kayanya ngga afdol kalo KKL matkul tumbuhan ngga di center-nya sekalian. Lagian bisa sekalian jalan-jalan (maunya). Akhirnya kami seangkatan plus 4 asisten dan 2 dosen cabut ke Bogor.

Kami berangkat dari Solo tanggal 19 November 2008, kumpul di kampus jam 13.00, tapi baru bener-bener berangkat jam 14.30. Gara-garanya kami harus nunggu Pak Marsusi, salah seorang dosen pengampu selesai ngajar. Hwaduh, kebanyakan dari kami (termasuk saya) langsung bete, soalnya kami udah bikin rundown acara yang rapi banget dan gara-gara itu susunan acara rusak berantakan. Tapi kebetean itu ngga bertahan lama ketika bus yang akan membawa kami menuju petualangan datang dan koper-koper dimasukkan. Semua langsung ambil seat dan pastinya sambil nunggu berangkat kami ngga menyia-nyiakan waktu. Narsis dulu dong..... ^_^

Ngga lama bruuummm..... bus pun bertolak ke Bogor. Goodbye for awhile, Solo!! Selama 12 jam lebih perjalanan kami diwarnai banyak kejadian konyol sampai adegan penuh air mata. Dan pada trip kali ini pun ketauan kalau bus kami kemasukan manusia yang paling gampang mabuk di dunia!! Orang itu adalah Kade. Begitu masuk bus, belum juga seperempat perjalanan, dia udah muntah-muntah. Pokoknya kalo melek dia pasti ngga tahan ngga mabuk. Sampai-sampai, sahabatnya, Tia, punya julukan baru buat Kade: Ratu Mabuk!! Terus di perjalanan kami juga sempat disuguhi pemandangan indah, yaitu kota Semarang di waktu malam. Kami kan lewat outer ring road, kebetulan jalan itu letaknya cukup tinggi sehingga dari situ kami bisa melihat lampu-lampu bertebaran di saentero Semarang yang berbukit-bukit. Romantis banget deh! Malam sebelum jam tidur, teman saya Kholis (atau yang akrab dipanggil Papi karena umurnya paling tua seangkatan) memutarkan video bikinan temen-temen cowok yang isinya kompilasi foto-foto kami dari sejak awal ospek sampai setahun jadi satu keluarga. Video itu ditutup dengan foto salah satu sahabat tercinta yang sudah meninggalkan kami semua, yaitu Intan. Setelah nonton, Papi memberikan sedikit petuah (namanya juga orang tua, hehe.....) tentang persahabatan dan kami pun menyanyikan lagu Kisah Cintaku milik alm. Chrisye untuk almh. Intan. Wuah, pas momen ini saya ngga bisa nahan untuk ngga nangis. Saya ingat pernah ngucapin satu kalimat ketika tahu kebagian duduk sendiri di bus,"Kalo sekarang masih ada Intan, dia pasti jadi temen duduk sebelahan gw". Mungkin saya bisa keceplosan gitu karena kangen juga sama Intan ya? Hikz.....

Keesokan paginya, waktu kedatangan molor berjam-jam daripada yang kami rencanakan. Secara udah dari Solo kesorean, ternyata kami kejebak macet di daerah Indramayu atau mana saya lupa, sampe 2-3 jam (atau mungkin lebih) karena bahkan lewat waktu Subuh kami belum masuk Tol Cikampek. Buat mengatasi bete, kami langsung buka bekal cemilan dan makan sambil ketawa-ketiwi. Tapi ada juga yang menggunakan waktu buat tidur lagi mengingat petualangan Miringhari ini bakal menguras tenaga. Sampai di penginapan, kebetean kami muncul lagi gara-gara Pak Marsusi yang menghendaki kami untuk bersiap-siap hanya dalam waktu setengah jam!! Gila apa? Sekamar kan isinya ada 6 orang (roommate saya Celin, Memey, Dian, Evi, dan Iis). Alhasil terjadilah keributan waktu giliran mandi. Berebutan dan mandi kilat khusus. Itu juga masih diteror temen-temen sekamar dengan gedoran pintu dan teriakan,"Woy, cepetan dong!! Gw juga mau mandi nih!!!". Tapi untungnya sukses juga kami sekamar mandi (walau ngga sabunan). Tapiii penghuni kamar seberang, Mba Ipung, keluar dengan muka berseri, badan wangi, dan rambut basah yang artinya bakda mandi keramas. Kok bisa ya???? Oiya, sebagai info, penginapan kami di daerah Ragunan ini merupakan camp mass-nya PERSIJA Jakarta, jadi kalau beruntung kita bisa nginep bareng sama Bambang Pamungkas dan skuad-nya. Tapi rupanya kami lagi ngga beruntung. Hehehehe.....

Selesai sarapan, kami bergegas masuk ke bus dan Bogor, we're coming!! Wah, buat saya yang tinggal di Bogor, rasanya seperti kembali ke rumah (dan inilah yang dijadikan bahan ledekan Papa saya,"Orang Bogor kok studi wisata ke Bogor". ^_^). Jadi dimulailah petualangan sehari di Bogor bersama Pak Marsusi, PakRatman, dan para asisten.

First destination: LIPI Cibinong. Namanya juga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, jadi ya di sini nih, pusatnya ilmu pengetahuan (terutama ilmu pasti) dan tentu saja gudangnya scientist. Karena matkulnya Taksonomi Tumbuhan, otomatis kami diajak menjelajahi gedung Botani. Usai pemutaran film tentang sejarah singkat LIPI, kami diajak menyaksikan langsung proses pembuatan herbarium. Dan ternyata, selain gudang ilmu dan gudang ilmuwan, LIPI juga adalah gudang herbarium. Ribuan spesies tumbuhan dikoleksi dalam bentuk herbarium basah dan kering. Ruangan untuk menyimpannya ber-AC dan sangat bersih. Rasanya jadi ngga mau pulang! Kami juga disambut ramah oleh seorang kakak tingkat yang udah lulus, Mas Agit (angkatan 2004) yang memang sudah kerja di situ. Waaahhhh..... Jadi makin ngga terbendung cita-cita saya untuk kerja di LIPI selepas kuliah nanti!!

Dari Cibinong, kami beranjak ke jantung kota Bogor. Yep, karena tujuan selanjutnya adalah Museum Etnobotani yang ada di Jalan Djuanda. Sebelum menjalankan misi dari Pak Ratman, ada pengarahan yang disampaikan seorang bapak yang wajahnya mirip dr. Boyke (serius! Ngga cuma saya loh yang bilang). Setelah itu kami nyebar kaya spy dan menjalankan tugas masing-masing.Ngga lupa, selesai ngerjain tugas, narsis dulu.


Ini foto kelompok 1 bareng asisten tersayang, Mba Milla.
Nah, kalau yang di bawah ini kami seangkatan narsis di depan museum. Yeeeaaaahhhh.....!!



Tujuan terakhir (dan terheboh hari ini) adalah Kebun Raya Bogor. Tanpa buang waktu, kami bergegas menyeberang jalan menuju Pintu 2. Tapi berhubung pintu ini ngga untuk umum, kami pun long march ke Pintu 1 yang lumayan jauh. Kebetulan saya juga janjian sama Mama di Bonray, jadi sambil nunggu temen-temen sholat, saya kangen-kangenan deh sama Mama. Di sini rombongan terpecah jadi 2, ada yang ngikutin Pak Marsusi dan ada yang ngikutin Pak Ratman. Saat itulah saya menyadari bahwa kebun raya yang dirintis Teysmann ini ternyata ngga dirancang untuk studi wisata dengan dosen yang jalannya supercepat. Itulah yang terjadi sama kami, entah mau sama Pak Marsusi atau sama Pak Ratman sama aja. Sama-sama bikin ngos-ngosan. Apalagi medannya naik turun begitu. Setelah sukses menjelajah, kami kumpul lagi di depan kolam Istana Bogor. Tentu saja acara sebelum kami balik ke penginapan ngga lupa bikin kenang-kenangan foto. Salah satunya adalah foto yang jadi opening entry ini. Yang lainnya ngga bisa saya tampilin semua, maaf yach.....^_^



Left to right: Dini, Dea, Naning, Adhi. Ada-ada aja, ya?

Tanpa terasa hari semakin sore dan petualangan hari ini pun diakhiri. Dengan badan full keringetan dan betis berkonde, kami balik ke bus dan sesampainya di penginapan, yang namanya mandi bener-bener terasa nikmat banget. Habis itu Sholat Maghrib, dan dinner bareng pastinya. Habis dinner ada acara seseruan bareng seangkatan dengan biang keroknya tentu saja Papi. Lucu banget deh. Tapi sedihnya ada beberapa temen yang sakit, jadi terpaksa mereka ngga ikut ketawa-ketiwi ama yang lain. Acara ditutup dengan nyanyi bareng lagu Laskar Pelangi dengan diiringi permainan gitar Adhi en Fikar. Terus jam 22.00 saatnya masuk kamar. Mungkin karena seharian jalan dan cape banget, alhasil jam 22.30 seluruh penghuni kamar yang saya tempati udah pada bablas ke alam mimpi. Padahal yang lain ada yang baru tidur jam 12 malem loh. Hehehehe.....

Hari berikutnya, pas jam 04.00, bertepatan azan Subuh , alarm hape saya bunyi. Jadi berdasarkan amanah dari temen-temen sebelum tidur, saya bangunin mereka satu-satu. Karena saya lagi ngga sholat, saat yang lain Sholat Subuh berjamaah saya ngga ikut dan menggunakan waktu untuk mandi. Setelah semua rapi, jam 06.30 kami beranjak keluar kamar untuk sarapan. Oya, sebelumnya kami memasukkan semua koper dan barang bawaan ke bus, soalnya sekalian check out. Dan petualangan hari ini adalah klimaks dari KKL. Kami akan mengeksplorasi Kebun Raya Cibodas dan tracking di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.
Perjalanan ke Cibodas memakan waktu 2-3 jam melewati jalur puncak. Jadi pemandangan yang sangat indah tersedia di depan mata kami hampir sepanjang perjalanan. Ngga setiap hari kan bisa melihat hamparan kebun teh? Tapi karena jalan yang berliku dan naik-turun, kepala saya jadi agak sedikit pusing. Alhasil saya memilih tidur aja. Sampai di Cibodas, banyak dari kami yang begitu turun langsung cari toilet. Secara hawanya dingiiinnnn.....

Ternyata Kebun Raya Cibodas adalah satu dari sekian banyak tempat indah yang pernah saya kunjungi sepanjang hidup. Berbeda dengan Kebun Raya Bogor yang koleksi tumbuhannya ditanam secara sistematis, koleksi tumbuhan Kebun Raya Cibodas yang kebanyakan adalah Gymnospermae disusun secara estetika. Nih bukti konkretnya.



Tapi jujur aja, saya ngga terlalu menikmati pemandangan yang amazing ini. Gimana engga? Pak Marsusi ngajakin kami semua manasik haji di sini. Apalagi dengan medan yang lebih parah daripada Kebun Raya Bogor. Saya ngga bisa bertahan untuk stay close sama Pak Marsusi. Temen-temen saya juga lama-lama pada misah karena cape. Yang bertahan cuma Octa, temen satu kelompok saya yang paling rajin sedunia. Sambil mencatat tiap kata dari Pak Marsusi, dia tetep bertahan mengekor beliau dari pintu masuk sampai pintu keluar. Hebat, ya!!

Selesai menikmati amazing-nya panorama kebun raya, kami istirahat sejenak untuk makan dan (bagi para pria) Sholat Jumat. Setelah itu tanpa membuang waktu kami langsung menuju pintu masuk kantor Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yang letaknya pas di seberang Kebun Raya Cibodas. Kami nonton film tentang sejarah taman nasional ini dan kemudian dilanjutkan tracking menuju Telaga Biru yang artinya kami harus menempuh perjalanan menanjak setinggi 1,5 km. Ngga papa lah, demi menikmati pemandangan kami rela kok. Hehehehe..... Dan seperti biasa, ritual utama kalau mengunjungi tempat yang asyik segera kami laksanakan: foto-foto!! Dalam perjalanan turun dari Telaga Biru, ngga disangka-sangka hujan mulai turun. Selagi gerimis belum meningkat intensitasnya, kami segera mengenakan raincoat yang sudah tersedia di tas. Begitu menginjak pos tempat kami diberangkatkan tadi, breessss..... hujan langsung turun dengan deras. Semakin lama semakin menggila. Jadilah kami setengah lari menuju bus supaya ngga makin kebasahan.

Rangkaian acara KKL kami formally berakhir begitu kami kembali ke bus. Tapi rupanya kami belum pada puas kalau KKL ini ngga benar-benar diakhiri dengan belanja. Di mana lagi kalau ngga di Cihampelas yang emang center-nya obralan baju. Perdebatan alot antara kami dan pihak dosen (yang diwakili Mas Ayub-kalau ngga salah namanya-sebagai guide kami di bus) berbuah manis. Kami diizinkan belanja di Cihampelas. Walau cuma dikasih waktu satu jam, bukan berarti kami jadi ngga bersyukur kan? ^_^ Nah, lucunya, temen saya Kade si Ratu Mabuk tadi mendadak sehat wal afiat begitu turun dari bus untuk belanja. Kontradiktif banget deh, sama keadaannya kalau bus lagi jalan. Kalau di bus muntahnya paling parah, tapi kalau pas belanja, belanjaannya paling gila dan paling banyak. Ckckckckckck.....

70% perjalanan pulang ke Solo buat saya sama sekali ngga terasa. Soalnya gara-gara kecapean saya tidur pules di bus. Tapi pas kami sampai di Solo, tepatnya saat melewati kawasan Bandara Adi Sumarmo, ada lagi kejadian yang ngga bisa bikin saya nahan ketawa. Jadi ceritanya bus kami kan dibagi 2 ruangan yang dibatasi sebuah pintu geser. Waktu lewat kawasan bandara, bus melintasi polisi tidur dan bergoyang cukup heboh sehingga pintu geser tadi terbuka. Angin AC dari belakang berhembus masuk dengan membawa bau busuk yang beneran bikin mabuk darat. Tanpa bicara, temen saya yang lain, Celin, yang pada dasarnya udah pucet pasi dari tadi langsung buka tas kresek dan muntah. Usut punya usut, ternyata bau busuk itu berasal dari kentut Rio. Saya dan yang lain cuma bisa ketawa sembari geleng-geleng kepala.

Dan petualangan ini benar-benar berakhir ketika bus berhenti di depan gerbang UNS. Kami turun, mengemasi barang-barang dan menyongsong jemputan masing-masing yang udah menunggu. Walaupun KKL udah berakhir, tapi ternyata saya (dan pastinya semua member Biologi 07 juga) ngga pernah bisa lupa kenangan-kenangan lucu waktu KKL. Dan insya Allah berkat petualangan ini brotherhood angkatan 07 juga makin erat. Sampe lulus, sampe tua, sampe selamanya.

Tuh kan, bener, KKL emang 3 hari untuk selamanya!!

Sunday, December 21, 2008

Klise

Posted by Icha at 9:53 AM 1 comments
Ketika ditinggalkan, ketika berulang kali ditinggalkan,
aku hanya bisa ingat satu hal.

"Suatu hari nanti di masa depan, hati yang terluka pun akan menjadi kenangan indah".

Lalu aku tersenyum lagi.



Ketika aku ditemukan, untuk kesekian kalinya direngkuh,
aku juga hanya mengingat satu hal.

"Ada yang pergi, ada yang datang. Ada yang pergi lagi, ada yang kembali".

Tapi aku malah menangis.



Mungkin aku takut mereka yang datang akan pergi.
Mungkin aku takut mereka yang kembali akan menghilang.
Mungkin aku takut langit kembali jadi mendung.



Langit ini, aozora ini.....
dalam hitungan detik berubah warna.



Momoiro no sora.....
sampai kapan akan bertahan??





theme song for this entry: Konayuki (piano version) by Remioromen.
thanks to Arif-kun who has sent this song to me..... ^_^

Monday, December 15, 2008

Saya dan Hari Ini

Posted by Icha at 8:37 PM 2 comments
Hari ini saya belajar bahwa ketakutan sebesar apapun harus dihadapi. Karena hanya dengan cara itulah ketakutan akan terkalahkan. Ketakutan terbesar bukan apa yang kita takuti, tapi rasa takut untuk menghadapi ketakutan itu sendiri.

Hari ini saya belajar bahwa menjadi lebih baik bukan berarti harus melepaskan atribut diri sendiri. Yang terpenting adalah berusaha menjadi lebih baik semaksimal mungkin dengan apapun yang kita miliki. Menjadi lebih baik sesuai batas-batas diri sendiri, ngga perlu memaksakan diri untuk melampaui batas itu.

Hari ini saya belajar bahwa walaupun teman bukan segalanya, memiliki teman-teman yang mengerti sangat penting. Teman memahami, teman memaklumi, teman mengoreksi. Dan teman sejati selalu ingin temannya lebih baik.

Hari ini saya belajar bahwa saya tak bisa mengharapkan orang berubah sesuai keinginan saya. Yang bisa saya lakukan adalah menjadi apa yang terbaik yang bisa orang lihat dari diri saya. Saya tak bisa mengharapkan orang melihat dari sudut pandang saya. Yang bisa saya lakukan hanyalah menempatkan diri saya pada sudut pandang orang lain.

Hari ini saya belajar bahwa jujur pada perasaan sendiri bukan sesuatu yang salah dan terkadang kita harus menunjukkan kejujuran itu. Ikuti kata hati dan temukan jawabannya.

Hari ini saya belajar harapan tak selalu jadi kenyataan. Tapi di atas semua itu, yang terpenting adalah apakah saat harapan tak terpenuhi, kita masih mampu berharap dan bermimpi.....

Thursday, December 11, 2008

Keep Holding On

Posted by Icha at 5:49 PM 0 comments
"Akhirnya, sampai titik nadir juga, Cha?"

Itu yang saya ucapkan pada diri sendiri menyadari kejenuhan yang baru terasa. Deadline laporan terus mengejar, tugas-tugas yang tanpa ampun, responsi yang sudah di depan mata, hingga ujian yang tinggal hitungan hari. Semuanya seperti membombardir saya pada waktu bersamaan.

Mmm..... kalau dipikir-pikir, hal-hal yang saya sebutkan di atas seakan jadi tradisi menjelang akhir semester. Kayanya ngga banget ya, tradisi kok modelnya nyeksa begini. Hehe..... Dan yang lebih aneh lagi, udah tau tradisi tapi kita yang menjalani tradisi itu seakan ngga hafal-hafal, jadi ujung-ujungnya ya jenuh terus tiap mau ujian.

Dan sebenarnya, diakui atau tidak pemicu kejenuhan saya bukan itu. Maksud saya bukan laporan, tugas, dan segala tetek-bengeknya. Tapi penyulutnya adalah segala masalah yang justru berasal dari luar kampus. Masalah perasaan, pertemanan, organisasi, sampai PMS. Hehe.... Dan ngga tau kenapa, pada saat-saat inilah Allah SWT ikut memberikan ujian.

Jadi, apa yang sebenarnya cuma tampak sebagai sesuatu yang sepele kadang jadi sesuatu yang lebay buat saya. Kesenggol dikit marah, kenapa dikit nangis. Ngga banget ya jadinya?

Kalau sudah begini, biasanya saya langsung men-dial nomer HP Mama dan curhat habis-habisan tentang pikiran yang lagi mbruwet. Tebak aja apa kata Mama.

"Yang bisa menentukan Mba mau seneng, mau sedih, mau semangat, mau jenuh, itu ya Mba sendiri. Allah ngga akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Jadi yang bisa menyemangati Mba ya diri Mba sendiri. Orang lain hanya memotivasi."

Selalu ini yang diucapkan Mama kalau saya lagi jenuh. Mama ngga nyuruh saya mengingat apa-apa. Ngga menyuruh saya mengingat orang tua kalau lagi malas belajar (karena biasanya orang-orang akan bilang, "Kok kamu males belajar sih? Kasian orang tua kamu yang udah bayarin kuliah mahal-mahal" bla bla bla bla). Mama juga ngga membandingkan saya dengan orang lain yang mungkin lebih semangat daripada saya. Mama cuma meminta saya melihat ke dalam diri saya dan membangun semangat itu mulai dari diri saya.

Inilah yang saya pelajari: mulai dari DIRI SENDIRI. Semua hal harus dimulai dengan niat kuat dari diri sendiri. Ketika saya ngga punya kemauan untuk menyemangati diri sendiri, Allah juga ngga akan mengubah diri saya yang tadinya loyo jadi semangat. Ketika saya punya niat dan kemauan untuk semangat, dilanjutkan dengan berdoa, saya percaya Allah 100% akan mendukung saya dan ikut menguatkan semangat yang sudah saya bangun.

Perasaan saya terhadap seseorang yang jauh di sana, masalah pertemanan yang kadang membuat saya jengkel, laporan, tugas, responsi, semua itu boleh jadi menghempaskan saya ke titik nadir. Tapi dengan niat dan semangat, saya yakin semua akan teratasi.

Sedetik, sehari, selangkah ke depan aku masih bertahan.
Tetap bertahan.

Ya Allah, tetaplah menemaniku.....

Monday, December 8, 2008

Kata Mama

Posted by Icha at 12:38 PM 0 comments
Jangan memandang dunia hanya dari satu sisi. Karena dunia adalah lingkaran (bulet malah ^_^). Jadi, pandang dari semua sudut, supaya kamu bisa menilai secara bijaksana, bisa melihat dari mana orang lain memandang dunia, dan bisa menempatkan dirimu sendiri.

Selalu dengarkan dan ikuti kata hati kamu. Tapi yang ngga boleh lupa, dengarkan juga saran dan pendapat orang-orang di sekeliling kamu. Lakukan apa yang menurut kamu baik. Karena saran yang membangun akan membuat kamu lebih maju.

Selalu ambil sisi positif dari semua kejadian, bahkan yang paling buruk sekalipun. Suatu saat hikmahnya baru akan kamu peroleh. Dan ambil segala pembelajaran dari kejadian itu karena dengan itu, kamu ngga akan terjatuh ke lubang yang sama.

Hari ini adalah hari esok yang kemarin kita cemaskan. Jadi jangan terlalu mencemaskan hari esok. Karena setelah kita menjalaninya, hari itu akan menjadi kemarin. Persiapkan saja sebaik-baiknya dan tetap berdoa pada Allah SWT.

Jangan pernah mengharapkan balasan kalau mau memberi apapun kepada orang lain. Ketika kita menolong, jangan mengharapkan ucapan terima kasih. Ketika kita minta maaf, jangan mengharapkan ucapan pemberian maaaf. Lakukan apa yang harus kita lakukan dengan IKHLAS. Karena suatu saat pertolongan Allah akan datang pada kita tanpa terduga.

Ngga ada gunanya menimpan dendam. Ketika kita disakiti, kembalikan semua pada Allah. Karena Allah (dan hanya Allah-lah) yang berhak mengadili mereka. Dan balasan atas perbuatan mereka tidak perlu berasal dari tangan kita.

Orang menanam akan menuai. Jadi jangan pernah menanam sesuatu yang buruk karena imbas keburukan itu akan kembali pada kita. KARMA itu ada!!

Friday, December 5, 2008

In Memoriam: Opa

Posted by Icha at 5:17 PM 0 comments
Tidak seperti hari-hari biasanya, dua hari yang lalu (Kamis, 3 Desember 2008) saya duduk agak lebih lama seusai sholat maghrib. Masih dengan memakai mukena, saya duduk di atas sajadah dan membaca surat Yasin khusus untuk almarhum Opa. Ya, hari itu adalah hari ulang tahun beliau dan sejak meninggal satu setengah tahun yang lalu, saya selalu mengirimkan surat Yasin sebagai doa spesial di hari ulang tahun beliau.

Sejak Opa meninggal pada bulan Mei 2007 lalu, Oma dan kami semua para anak dan cucu beliau merasa sangat kehilangan seseorang yang berharga buat keluarga besar kami. Terutama saya dan para sepupu. Bagi kami bertujuh, Opa merupakan sosok yang menjadi idola dan tentu saja menjadi kakek yang sangat menyayangi kami. Tidak ada kenangan kami bersama Opa yang tidak memorable.

Saya dan enam sepupu yang lain sejak kecil sangat dekat dengan Opa. Opa tidak pernah protes kalau kami bertujuh berkumpul dan bikin seluruh rumah bising oleh teriakan dan pertengkaran kami. Opa juga selalu melihat raport kami bergiliran dan mengomentari isinya. Beliau selalu mengungkapkan ketidakpuasannya kalau ada di antara kami yang tidak dapat rangking, lalu menasihati supaya pada penerimaan raport mendatang nilai kami jadi lebih baik. Opa juga sering mengajak kami berlibur ataupun makan bersama di restoran.

Opa adalah inspirator pribadi saya. Saya belajar banyak sekali dari beliau. Mama sering bercerita tentang perjuangan beliau bersekolah sampai menjadi seorang dokter. Opa memang berasal dari keluarga yang notabene kurang mampu. Tapi semangat dan keinginan beliau untuk menjadi lebih maju membuat beliau tetap berjuang untuk bisa bersekolah tinggi. Maka tak heran, di antara saudara-saudaranya, bisa dibilang taraf hidup Opa yang paling baik.

Opa juga yang membuat saya bercita-cita untuk menjadi asisten praktikum sejak masuk kuliah. Itu karena Mama sering bercerita bahwa semasa kuliah Opa juga mencari penghasilan dengan cara menjadi asisten dosen mata kuliah Anatomi. Padahal mata kuliah Anatomi terbilang sulit bagi mahasiswa kedokteran. Saya tak heran mandengar Opa bisa sukses menjadi asisten. Opa memang pandai dan tekun belajar. Setiap kali mendengar cerita itu, tekad saya untuk menjadi asisten praktikum semakin kuat. Semoga saja saya bisa menjadi seperti Opa yang bisa menularkan ilmunya bagi mahasiswa lain. ^_^

Di mata kami, anak dan cucu beliau, Opa merupakan leader keluarga yang luar biasa. Beliau bisa selalu menjaga silaturahmi dengan anggota keluarga besar yang jauh. Kalau diistilahkan, beliau bisa merangkul mereka semua sehingga Opa menjadi sosok yang sangat dihormati. Kebetulan Opa juga terhitung dituakan. Saya masih ingat ketika diadakan pesta ulang tahun Opa di Bogor. Sepertinya tak ada satupun yang mau melewatkan pesta untuk Opa. Sosok Opa yang humoris dan suka bercanda, dalah satu dari sekian banyak kelebihan beliau. Opa sering menciptakan istilah-istilah baru yang lucu dan akhirnya jadi trademark kami semua. Opa juga sangat kebapakan. Inilah yang mungkin paling tidak bisa dilupakan oleh Mas Elang dan Tiza. Sejak ibu mereka meninggal, mereka ikut Opa dan Oma. Jadilah Opa dan Oma seperti orang tua kandung mereka sendiri.

Entah kenapa setelah beliau sekarang tak ada saya justru makin merasakan kehadiran beliau dalam diri Mama dan anak-anaknya yang lain. Setelah Opa meninggal, otomatis Pakde (kakaknya Mama) mengambil alih kepemimpinan keluarga besar. Saat memimpin rapat keluarga saya merasa Opa hadir dalam sifat pemimpin Pakde. Kalau melihat Mama bergaul dengan anggota keluarga yang lain, saya juga merasakan sifat penyayang Opa tercermin dalam diri Mama. Dengan Om saya pun begitu. Ketekunan Opa menurun semua padanya. Tak heran ia jadi dokter yang juga sangat sukses sekarang. Sedangkan tante saya mendapatkan gen kecerdasan Opa. Mama sering bercerita bahwa Tante mengikuti ujian SPMB (waktu itu namanya UMPTN) di rumah sakit dan tetap bisa lolos masuk FK UGM.

Meski begitu ada juga masa-masa saya sering bentrok dengan Opa. Perbedaan generasi dan cara pandang membuat kami jadi sering berbenturan. Tapi saya tahu dengan pasti bahwa Opa tetap menyayangi saya. Hanya saja mungkin caranya tak bisa saya pahami. Namun tetap saja saya menyesal kenapa dulu harus ada saat-saat kami tidak akur.

Opa meninggal beberapa hari sebelum saya mengikuti ujian akhir sekolah (UAS). Pada saat pemakaman beliau yang dilaksanakan di Purwokerto, alhamdulillah banyak yang hadir dan mendoakan beliau. Kami tujuh bersaudara sepupu pun hadir memberi penghormatan terakhir. Dia antara kami bertujuh, saya yang menangis paling..... apa ya istilahnya? Kejer kali ya? Pokoknya tersedu-sedu sekali. Apalagi waktu jenazah Opa dimasukkan ke liang lahat. Wah, ngga tahan untuk ngga nangis pokoknya. Ketika kembali ke rumah pun begitu. Rasanya ada yang hilang. Tapi pelang-pelan kami sekeluarga bisa mengikhlaskan. Karena memang beliau sudah lama sakit. Jadi mungkin inilah jalan yang terbaik untuk beliau supaya penderitaan beliau tidak berlarut-larut.

Tapi entah kenapa, walaupun sudah tak ada, saya tetap merasa Opa masih ada bersama saya. Usai ujian sampai menunggu pengumuman kelulusan saya merasa masih didampingi Opa. Dan dua hari sebelum saya dinyatakan lulus, barulah saya merasa beliau sudah benar-benar pergi. Tapi saya tidak merasa sedih karena entah kenapa saya tahu Opa sudah merasa lega dan damai. Mungkin memang Opa ingin memastikan saya lulus sebelum pergi. Ketika saya menjajal peruntungan dengan mengikuti SPMB untuk yang kedua kalinya, saya juga merasakan hal yang sama. Satu hari sebelum pengumuman, saya bermimpi Opa mengacak-acak rambut saya dengan penuh sayang dan tersenyum bangga pada saya. Setelah itu beliau pergi. Ketika bangun, saya menangis dan sadar bahwa Opa tak pernah sekalipun tak merasa bangga pada saya.

Jadi, Opa, Icha hanya ingin bilang kalau Icha sangat sayang pada Opa. Semoga Opa selalu tenang dan diberi kedamaian. I love you and I miss you, Opa.....


*Ini video clip lagu Slipped Away dari Avril Lavigne. Lagu ini ditulis Avril khusus untuk mendiang kakeknya. Jadi, lagu ini juga akan saya persembahkan untuk Opa. Once again, I miss you, Opa.....

Wednesday, November 5, 2008

About Love

Posted by Icha at 10:43 AM 0 comments
Kadang kita tak mengerti tentang jatuh cinta, kenapa bisa jatuh cinta, pada siapa kita jatuh cinta, bahkan alasan kita mencintainya. Kita bisa jatuh cinta pada orang yang sifatnya bertolak belakang 180 derajat dengan kita, atau pada orang yang hanya bertemu sekilas di bandara, atau sahabat yang selama ini setia mendengarkan segala keluh kesah kita.

Cinta kadang datang tanpa diduga, tanpa bisa dicegah, tanpa bisa diantisipasi. Dia bisa datang ketika kita ada di puncak bahagia, di titik nadir kesedihan, atau ketika kita simply dengan tulus tersenyum pada orang-orang di sekitar kita. Cinta datang tanpa disadari, sehingga kadang kita tak tahu betapa kita mencintai seseorang sampai kita kehilangan dia.

Cinta membuka pikiran, mengetuk hati, menyejukkan jiwa. Cinta adalah doa yang dipanjatkan untuk orang yang berarti. Cinta adalah perlindungan, kesetian, ketulusan, proses menjadi lebih baik dan lebih berarti. Cinta adalah semangat, cinta adalah puisi, cinta adalah cerita.
Cinta adalah ciuman Mama sebelum tidur. Cinta adalah marah Papa ketika kita berbohong. Cinta adalah senyum untuk seseorang yang spesial. Cinta adalah doa cepat sembuh bagi orang yang sakit. Cinta adalah berbagi. Cinta adalah persahabatan. Cinta adalah memaafkan. Cinta punya sejuta definisi yang tak cukup dibukukan.

Cinta tak diketahui arah datangnya. Ia bisa jauh dan tak terjangkau, namun bisa menjadi dekat tapi tak terlihat. Karena cinta memang tak perlu diketahui asal muasalnya. Ia hanyalah cinta. Dan ketika ia datang perkara lain pun tak penting lagi.

Cinta mungkin akan membuat orang terluka. Tapi ia takkan pernah pergi. Karena cinta sebenarnya tetap ada. Ia hanya menunggu untuk kembali lagi. Dan cinta tak perlu dicari karena ia akan menghampiri. Cinta tak perlu ditunggu karena ia yang akan menunggu seseorang mengambilnya dan memberikannya untuk belahan jiwanya.

Cinta mengajari kita tentang cinta itu sendiri. Tentang yang lebih tinggi, lebih hakiki. Cinta mengajarkan kita untuk tegar. Cinta megajari kita untuk tetap hidup hari demi hari. Cinta mengajari kita bahwa dengannya, tak ada sesuatu yang mustahil.

Jadi ketika cinta itu datang, bagilah ia untuk sesama. Bagilah senyuman dan kebaikan karena cinta. Bagilah cintamu dengan cinta.

Wednesday, October 29, 2008

BALI AGAIN!! (Part 2)

Posted by Icha at 1:45 PM 0 comments
Melanjutkan cerita petualangan saya di Bali waktu liburan kemarin, saya ngga cuma jalan-jalan ke Bird Park aja loh. Saya sempat juga ke Pasar Sukawati. Tau kan, Pasar Sukawati adalah pusat oleh-oleh terkenal yang menjual berbagai macam suvenir dengan harga murah. Kalau jago nawar, kita bisa dapat banyak barang tanpa kena kanker (alias kantong kering). Saya dan sepupu-sepupu juga membeli oleh-oleh buat teman-teman di kampung halaman. Mama tentu saja didaulat jadi seksi nawar. Dan berhasillah kami membawa segepok barang cantik untuk dibawa pulang.

Kami ke Bali ngga cuma buat traveling dan belanja aja, karena tujuan kami sebenarnya adalah menghadiri pernikahan Om saya. Saya kagum sekali melihat persiapan pernikahan mereka. Ada panggung tempat sesaji, rangkaian bunga, dan kain warna-warni yang menghiasi seluruh rumah. Rasanya saya ikut jadi orang Bali! Ngga terlewatkan, satu set gamelan Bali yang sudah saya bayangkan akan mengalunkan melodi Bali yang indah dan sedikit bernuansa mistis itu.

Pada hari H, Om saya, Om Nino, dan calon istrinya, Tante Eka tampil sangat.... keren! Mereka memakai kain tenun Bali asli (yang katanya berat banget). Tante Eka lebih hebat lagi. Hiasan kepalanya yang menjulang tinggi layaknya putri penari Legong itu membuat Tante tampak cantik sekali. Saya dan para sepupu cewek ngga mau kalah. Kami langsung mengenakan baju terbaik dan bercantik-cantik hari itu. Ngga lupa kami juga foto-foto bareng Om dan Tante. Bisa juga saya berfoto dengan pengantin tradisional Bali!!

Sebelum hari beranjak siang, diputuskan prosesi pernikahan segera dimulai. Sudah ada Pedande (pendeta Hindu) yang siap memimpin jalannya prosesi. Saya dan Mas Elang mengambil foto jalannya prosesi. Prosesi ini sangat rumit, panjang, dan punya urut-urutan tersendiri. Saya sendiri bingung dan lupa kalau disuruh menjelaskan jalannya upacara itu. Tapi yang pasti saya sangat menikmati prosesi tersebut. Doa sang Pedande, bunyi lonceng berdenting, berbaur dengan alunan gamelan Bali sehingga suasana jadi khusuk dan religius. Saya baru tau, ternyata pengantin melakukan ritual pernikahan dua kali. Yang pertama sebutannya di Pendapa Bawah dan yang kedua di Pendapa Atas. Pedandenya berbeda, jalannya ritual pun berbeda.

Selesai upacara, acara beranjak pada ramah-tamah. Para tamu dipersilakan mengambil makanan kecil dan menikmati sajian tari topeng. Pada mulanya saya ngeri melihat tarian itu, terutama karena topengnya. Tapi setelah saya tau esensi tarian itu, saya jadi ngga takut lagi. Ternyata tari topeng menggambarkan sifat-sifat manusia. Ada yang baik, ada yang jahat. Setelah menari, para penari tadi melawak untuk menghibur para tamu. Tapi karena mereka bicara dengan bahasa Bali, saya jadi ngga terlalu paham.















Ini beberapa dari foto yang saya ambil waktu prosesi pernikahan berlangsung. Kelihatan khusuk banget kan?





Ini ada foto saya dan para sepupu cewek bareng Tante Eka. Liat deh, mahkotanya Tante. Bunga-bunga di situ dipasang satu-satu dari jam 4 pagi loh! Kebayang beratnya. Kalau yang satu lagi, itu foto salah satu penari topeng. Penari itu menari dengan banyak gerakan jari dan gerakan patah-patah. Liat aja jarinya yang lentik itu. Ngga kalah luwes sama cewek ya!



Untuk part 2 ini, segini dulu. Tetep tongkrongin blog saya untuk tau kelanjutan petualangan saya di Bali. ^_^

Friday, October 10, 2008

Can't Life Without Music!!

Posted by Icha at 5:26 PM 1 comments
Ada yang bilang musik itu kebutuhan rohani yang sekunder. Tapi buat saya pendapat itu sama sekali nggak berlaku. Musik adalah kebutuhan primer saya. I can't live any single day without songs and music. Tanpa musik, kebayang, garing banget hidup saya.

Dari kecil saya udah akrab banget sama musik dan lagu. Ngga heran, itu karena Mama dan Papa rajin banget menjejali kuping saya dengan berbagai jenis musik. Makanya waktu kecil saya suka segala rupa musik. Klasik ayo, pop oke, lagu anak-anak boleh, qasidahan mari, gamelan khas Jawa monggo, bahkan musik-musik yang aransemennya nggak biasa pun saya simak dengan sepenuh hati. Tau siapa musisi favorit saya waktu masih TK? Michael Jackson!! Hehe.....

Orang-orang yang punya pengaruh besar pada kecintaan saya terhadap musik terutama memang Papa dan Mama. Mama suka nyanyi dan hobi banget nonton film musikal. Kalau Papa suka mengoleksi lagu-lagu yang 'nggak biasa' sejenis Enigma, Secret Garden, dll. Tapi jangan salah, hampir seluruh keluarga saya merupakan pecinta musik. Oma saya merupakan penyanyi legendaris keluarga (wuedeh.....). Beliau masih hapal lagu-lagu zaman Jepang dan suaranya memang bagus. Sedangkan tante saya dulu pernah les piano bareng Mama. Dua sepupu saya yang cowok sama-sama belajar drum dan adik mereka yang paling kecil sejak umur setahun selalu joget kalo disetelin kaset. Sekarang umurnya tiga tahun dan cepet banget hafal lagu-lagu yang dia dengar.

Secara pribadi, musik bukan saja jadi penghias hari-hari kehidupan saya. Musik adalah sarana yang efektif buat menyalurkan mood saya. Entah senang, sedih, bete, jengkel, marah, cemburu atau apapun yang saya rasakan bisa tergambar dalam lagu-lagu yang saya puter. Jadi kalau saya masuk kamar dan dengerin Beautiful World-nya Utada Hikaru atau Nolita Fairytale-nya Vanessa Carlton, bisa dipastikan saat itu mood saya lagi bagus-bagusnya. Atau bolehlah ngeledekin saya kalau tiba-tiba denger saya nyanyiin lagu Dua Hati Menjadi Satu-nya Gita Gutawa karena saat itu mungkin saya lagi jatuh cinta. Tapi jangan coba mengusik saya yang sedang dengerin lagu-lagunya Linkin Park dengan volume kenceng karena itu artinya saya lagi asli ngamuk!!

Lagu dan musik juga bisa jadi penanda suatu peristiwa. Ya mirip-mirip soundtrack film gitu lah. Harus saya akui, banyak peristiwa penting dalam hidup saya jadi unforgettable gara-gara lagu yang secara ngga sengaja jadi theme song peristiwa itu. Contohnya waktu saya ikut Up Grading HIMABIO. Waktu itu salah seorang kakak tingkat saya muter lagu Permintaan Hati-nya Letto. Sampai sekarang kalau saya denger lagu itu, saya langsung ingat suasana waktu Up Grading.

However, kadang-kadang saya sengaja muter suatu lagu untuk mengingat momen yang terjadi sama saya. Jadi saya sengaja mencari lagu yang cocok sama kejadian yang saya alami dan akhirnya lagu itu malah selalu mengingatkan saya akan kejadian tersebut. Waktu saya nggak sengaja ketemu seseorang yang spesial di Jogja, lagu yang terbayang di benak saya setelah kejadian itu adalah lagu dari See-Saw yang judulnya Kimi Wa Boku Ni Niteiru. Lagu dan kejadian itu jadi identik sampai sekarang.

Ngga berhenti sampai situ loh pembicaraan saya tentang lagu dan musik. Soalnya masih banyak alasan kenapa saya nggak bisa lepas dari musik. Saya nggak bisa belajar tanpa musik. Nggak tau kenapa musik bikin saya jadi lebih
inspired, baik dalam belajar ataupun dalam hal lain yang membutuhkan kreativitas seperti bikin puisi, nulis, bahkan bikin laporan dan ngetik makalah! Lucu ya? Nggak cuma itu, kalau saya lagi sakit, saya biasa dengerin lagu-lagu soundtrack film Disney favorit saya sambil tidur-tiduran. Kalau akhirnya saya ketiduran, tidur saya bakal jadi lebih rileks dan waktu bangun biasanya langsung mendingan.

Buat saya, lagu juga bisa jadi sarana belajar. Saya belajar bahasa Inggris salah satunya dari lagu. Dengan dengerin lagu, perbendaharaan vocabulary saya nambah. Saya juga belajar banyak ungkapan baru yang puitis dari lagu-lagu itu. Ini mungkin karena waktu saya les dulu selalu ada acara listening. Selain mempertajam pendengaran juga menambah vocabulary. Keren kan?

Soal kesukaan, saya suka lagu-lagu yang aransemennya keren dan liriknya bagus. Saya cinta banget sama lagu-lagu yang aransemennya diwarnai nuansa akustik gitar, juga piano dan biola. Yui, OneRepublic, dan Avril Lavigne adalah penyanyi/band yang kebanyakan lagunya memenuhi kriteria ini. Saya juga suka lagu-lagu ber-genre soundtrack karena bikin saya membayangkan adegan atau tokoh-tokoh dalam film tersebut. Kalau lirik, saya suka lirik lagu yang ngga terlalu lugas, tapi juga ngga terlalu puitis. Intinya menyampaikan pesan lagu tanpa melebih-lebihkan. Itulah kenapa saya lebih suka lagu berbahasa Inggris daripada lagu berbahasa Indonesia. Kebanyakan lirik lagu Indonesia terlalu lugas dan ungkapannya itu-itu aja. Ketebak banget lah. Tapi bukan berarti saya ngga suka sama sekali sama lagu Indonesia. Saya suka Gita Gutawa, soundtrack film AADC, dan soundtrack film Laskar Pelangi. Kelihatan banget, kedua film yang saya sebut belakangan menggarap soundtracknya dengan serius. So hasilnya pun sebanding.

Sekarang saya juga lagi gandrung banget sama lagu-lagu J-Pop. Lagu Jepang lah gampangannya. Yui dan Utada Hikaru adalah penyanyi J-Pop yang nggak pernah bikin saya bosen dengan lagu-lagunya. Saya juga suka soundtracknya Naruto, Gundam SEED Destiny, BLEACH, dan Inuyasha. Lagu-lagunya bervariasi dan sekali lagi, ngga ngebosenin!

Musik identik dengan otak kanan. Kalau kita biasa melatih otak kiri dengan belajar, kenapa kita nggak juga melatih otak kanan dengan musik? Nggak perlu ahli main musik, minimal kita bisa menikmati segala jenis musik. Musik itu selain bikin pikiran rileks juga bisa bikin kita semakin peka dan punya rasa seni yang lebih tinggi. Percaya deh!

Selamat bermusik!!

Tuesday, September 16, 2008

Selalu Ada Alasan

Posted by Icha at 2:27 PM 1 comments
Selalu ada alasan untuk tersenyum,
walau hatimu terasa sakit.

Selalu ada alasan untuk bersyukur,
walau hidupmu serba kekurangan.

Selalu ada alasan untuk memaafkan,
walau luka takkan terobati.

Selalu ada alasan untuk mengambil risiko,
walau kau tak punya keberanian.

Selalu ada alasan untuk berbuat baik,
walau kau tak akan mendapat balasan.

Selalu ada alasan untuk belajar,
walau ilmu yang kaumiliki terasa lebih dari cukup.

Selalu ada alasan untuk memberi,
walau kau tak punya apa-apa.

Selalu ada alasan untuk percaya,
walau semua terlihat tidak mungkin.

Selalu ada alasan untuk hidup,
walau kadang hidup terlalu sulit dijalani.

Selalu ada alasan untuk segala hal,
walau Tuhan menyembunyikan alasan-alasan itu.

Dan selalu ada alasan bagi kita untuk mencari semua itu,
walau butuh waktu lama.....

Saturday, September 13, 2008

Surat Buat Sahabat

Posted by Icha at 8:16 PM 0 comments
Dearest Intan,

Hari ini ada buber di rumah Rio. Sama kaya tahun kemaren, tahun ini seru banget. Makan-makan, tausiyah dari Papy, nonton film, gitaran, becanda-becanda, ketawa-ketawa, dll. Yang dateng banyak, ketambahan temen dari luar juga. Makanannya juga enak-enak. Asyik deh pokoknya.

Dari pagi aku udah ke rumah Rio. Ikut bantu-bantu gitu deh. Motongin buah terutama. Nanasnya itu loh, beneran bikin ngiler. Nyaris tadi aku mau nyomot sepotong buat dicicipin, untung inget kalau aku lagi puasa. Yang cowok-cowok bersih-bersih dan negrapihin tempat. Pas dzuhur, kerjaan bagian kita udah beres. Langsung deh, kita semua ngamplar di depan tipi. Gelar kasur, minta bantal, terus tiduran sambil nonton tipi. Papy malah tidur beneran. Habis sholat dzuhur, aku, Hanum, sama Euis gantian shift sama Memey.

Habis sholat asar, aku berangkat lagi ke rumah Rio. Jam 4-an gitu, temen-temen mulai pada dateng. Terus acaranya dimulai. Kita dengerin tausiyah singkat dari Papy, nonton film tentang friendship, dan becanda-becanda. Habis itu kita buka puasa, makan snack, sholat maghrib, baru makan besar. Habis makan, kita sharing-sharing gitu. Nah, pas itu kita merenung, inget kalau tahun kemaren masih ada Intan. Nangis deh, Hanum sama Ditya.....

Bukan apa-apa sih, mungkin mereka kangen aja sama Intan. Tahun kemaren kan masih ada Intan. Intan inget kan, tahun kemaren kita berangkat bareng-bareng dari rumah Euis. Terus malemnya habis acara Intan ikut bantu bersih-bersih. Aku bahkan masih inget, waktu acara sharing tentang karakter temen-temen, Intan nulis supel di kertasku.

Waktu pulang aku jadi mikir, emang udah hampir setahun Intan ngga ada. Tapi kita masih sering kangen sama Intan. Bukan berarti kita belum ikhlas, tapi gimana ya, ngelupain orang yang kita sayang itu susah banget. Aku juga jadi kangen sama Intan. Tapi aku ngga nangis lagi karena aku tau Intan sekarang baik-baik aja. Kalau aku nangis Intan pasti sedih kan? Makanya aku ngga nangis. Aku cuma berharap Intan baik-baik aja.

Tadi Papy juga bilang, semoga Intan baik-baik aja dan aku yakin itu. Intan cuma perlu tau kalau kita semua, temen-temen seangkatan sayang banget sama Intan. Kita ngga pernah ngelupain Intan. Sleep well ya babe. We love you very much. We all do.

Much Love,
Cha

Friday, September 12, 2008

Reiraku

Posted by Icha at 3:56 PM 0 comments
Kalau reiraku-ku warnanya merah, apa aku bisa memahami perasaan seseorang??
Kalau reiraku-ku warnanya merah, apa aku bisa menggenggam reiraku yang warnanya putih??
Kalau reiraku-ku warnanya merah, apa aku bisa menautkannya dengan reiraku putih??

Setiap jiwa berbeda, reiraku-nya pun berbeda.
Merah, putih.....
Apakah itu masalah??
Apakah perbedaan itu yang jadi masalah??

Lalu aku tahu.
Yang terpenting bukanlah warna reiraku.
Entah merah, entah putih, itu sama saja. Tidak akan bisa menebak hati seseorang.
Tidak punya reiraku juga tidak masalah.
Seperti layaknya jiwa yang tersembunyi, tak mau terusik.
Reiraku hanya eksistensi, sesuatu yang nampak dari apa yang sesungguhnya tak kasat mata.

Aku hanya mengerti satu hal.
Kalau mau memahami perasaan seseorang, duduk saja di sampingnya.
Duduk dan dengarkan saja.
Kalau tidak terdengar, lihat dengan hati yang terbuka.
Karena hati dan jiwa adalah satu.
Karena hati tak pernah menilai.

Apapun itu, yang harus kaupunyai hanyalah
Ketetapan hati.

#inspired by BLEACH

**Untukmu di sana, aku masih berusaha menyelami perbedaan itu. Dan aku masih ingin percaya.

Saturday, September 6, 2008

BALI AGAIN!!

Posted by Icha at 10:58 AM 1 comments
Wah, soal yang ini pasti saya belum cerita. Kemarin waktu saya dapet libur sebulan, saya, Mama, Oma, dan 4 sepupu diundang ke Bali untuk menghadiri pernikahan Om saya. Tapi dari Solo saya ngga langsung ke Bali. Saya ke Mataram dulu, menginap sehari lalu naik pesawat bareng-bareng ke Bali. Saya dan keluarga di Bali ngga lama-lama, cuma lima hari, tapi selama lima hari banyak hal baru yang bisa saya lihat dan saya pelajari.

Waktu mau berangkat, kami sempat dibuat kesal oleh maskapai penerbangan yang akan membawa kami. Gimana engga, flight yang harusnya jam 1 siang di-delay sampai jam 8 malam. Alhasil kami pulang lagi. Malamnya baru kami kembali ke airport. Setelah menunggu dengan excited, ketawa-ketawa, dan tuker-tukeran foto dengan sepupu, akhirnya kami dengan suksesnya take off juga menuju Ngurah Rai International Airport. Penerbangannya juga singkat banget. Cuma 15 menit kami ada di udara. Di airport kami dijemput oleh supir bernama Pak Wayan. Beliaulah yang akan mengantar kami jalan-jalan selama di Bali.

Selama kami dalam perjalanan menuju rumah Om yang jaraknya kira-kira 30 menit dari airport, saya ngga henti-hentinya bernostalgia tentang pulau ini. Bukan apa-aapa, ini kali kedua saya menginjakkan kaki di pulau dewata dan kunjungan pertama saya sudah lama sekali. Kalau ngga salah waktu saya kelas 1 SMP. Jadi terus terang saya kangen Bali. Saya kangen melihat rumah-rumah yang di depannya selalu ada sesaji berwarna-warni, kangen suasana eksotisnya, kangen melihat orang lalu lalang dengan udeng dan ikat pinggang kain, kangen melihat pura yang megah, dan tentu saja kangen pantainya. ^_^

Sesampainya di Bali, kami disambut Om, Tante, Niyang (adiknya Oma), dan juga para sepupu. Ada yang saya kenal, ada juga yang ngga karena hierarkinya terlalu jauh. Jadi saya salami saja tangan semua orang yang saya jumpai. Setelah menyingkir dari keramaian, Niyang menyuruh pembantunya, Mbok Wayan untuk mengantarkan kami ke kamar. Dasar saudara, ngga bisa sebentar aja ngga berantem, apalagi urusan pembagian kamar. Setelah mengalami konflik yang lumayan alot, akhirnya kami bisa dapat kamar yang enak di rumah utama.

Keesokan harinya kami dibawa Pak Wayan jalan-jalan. Tujuan pertama kami adalah Bird Park yang saya lupa di daerah mana. Yang pasti tempatnya agak dekat pegunungan karena hawa di sana sejuk sekali. Saat masuk kami semua disemprot dengan desinfektan supaya kuman-kuman dari luar ngga ikut masuk. Di pintu masuk kami langsung disambut beberapa ekor macaw dan cockatoo yang riuh bersuara. Kami juga melihat bayi-bayi burung yang ada di Bird Nursery. Lucu-lucu deh, ternyata bayi di mana-mana emang sama. Hehe..... Burung-burung di Bird Park dibagi menurut persebarannya, ada Bali, Jawa, Madura, Borneo, Sulawesi, dan Irian Jaya. Tiap blok punya keunikan sendiri-sendiri. Keren banget!!

Yang di sebelah kiri itu salah satu jenis burung favorit saya dan Mama. Soalnya warnyanya ijo!! Hehe..... Saya lupa itu jenis burung apa, tapi yang pasti suaranya lumayan keras. Kalau yang sebelah kanan, itu salah satu adegan favorit saya waktu Bird Show. Keliatan banget kan, si peacock cowok ini pengen banget menarik perhatian salah satu bebek yang lewat di depannya. Lucu kan?

Waktu Bird Show juga, saya berkesempatan ngobrol dengan salah satu turis yang lagi nonton. Saya emang udah janji sama diri sendiri, selama di Bali minimal saya harus ngobrol sekali sama turis. Cara pedekatenya? Gampang, kebetulan saya waktu nonton ngga kebagian seat. Alhasil saya minta duduk di sebelah turis itu. Saya lupa siapa nama turis cewek yang saya ajak ngobrol, tapi saya ingat nama suaminya, Brad. Mereka orang USA yang domisili di Singapura. Saya dan si cewek ngobrolin adegan-adegan Bird Show itu. Waktu adegan di atas, si turis bilang si peacock perlu nyari pacar. Saya bilang,"I think the peacock tried hard to show his charm." Ngga nyangka, dia ngakak parah denger ucapan saya. Dan ketika show selesai, Qta pamitan dan si cewek bilang,"You're English is very good". Aduh, senengnya saya.....

Selesai show, kami muter-muter lagi dan foto-foto sama burung juga. Nie beberapa hasilnya:














Ini tiga foto favorit saya. Itu saya, Mas Elang, kakak sepupu saya, dan salah dua dari turis-turis yang main ke Bird Park. Keren kan?

Kayanya segini dulu ya posting saya buat hari ini. Kelanjutan iburan ke Bali saya bakal saya beberin di posting berikutnya. So, tetep tongkrongin blog saya. Okay?

Thursday, August 21, 2008

Sejenak Melihat ke Bawah

Posted by Icha at 9:29 AM 0 comments
Kalau ngga salah pas tanggal 17 Agustus kemaren, saya nonton reality show Jika Aku Menjadi... yang ditayangkan Trans TV. Waktu itu episodenya tentang mantan pejuang yang sekarang berprofesi sebagai tukang patri keliling. Kebayang, saya bener-bener terenyuh dibuatnya.

Saya terenyuh melihat kehidupan aki (kakek-bhs. Sunda) yang jadi tokoh utama episode itu. Bayangkan, dulunya dia berjuang mati-matian mengorbankan nyawa untuk merebut kemerdekaan, ikut gerilya, ikut angkat senjata, tapi sekarang hidupnya jauh dari layak. Sekarang, ketika Indonesia sudah merdeka, dia ngga bisa menikmati hasil perjuangannya sendiri. Si aki ini sekarang harus menjadi seorang tukang patri keliling demi menyambung hidup. Dia mesti rela jalan kaki ke sana-kemari, memikul alat-alat patri yang sedemikian beratnya, dan dia ikhlas menerima berapapun upah yang dibayarkan kepadanya. Bahkan ketika saya nonton, saat itu si aki cuma dibayar dua ribu rupiah!! Ngga sebanding dengan semua perjuangan yang harus dia lewati untuk mencari duit, kan?

Ketika melihat kehidupan di rumahnya, semuanya bikin saya lebih sedih lagi. Rumahnya kecil, sumpek, kamar mandi menyatu dengan dapur, dan kalau mau BAB harus jalan dulu ke empang. Saya berpikir, betapa ngga sehatnya hidup seperti itu. Ketika waktu makan tiba, aki dan keluarganya duduk melingkar, makan bersama hanya dengan nasi berlauk garam. Melihat itu, saya asli speechless. Saya bertanya dalam hati, apa setiap hari mereka makan seperti itu?

Kebetulan, saat saya nonton saya sedang makan. Melihat aki dan keluarganya hanya makan nasi berlauk garam, saya berhenti makan sejenak. Saya pandangi apa yang ada di depan saya. Saya melihat apa yang saat itu terhidang di meja makan. Dan saya langsung mengucap hamdalah berkali-kali dalam hati. Meski saat itu saya hanya makan masakan rumahan buatan Mama (sayur bening+tahu goreng+kerupuk yang jadi favorit saya sejak kecil), seketika saya merasa apa yang saya makan jadi berkali lipat lezatnya. Apalagi siangnya saya puasa, jadi makin berasa nikmat segala yang masuk mulut. Saya perhatikan lagi semua yang ada dalam jangkauan pandangan saya. Toples berisi cemilan yang disiapkan Mama buat menyambut saya pulang, kulkas dan lemari dapur yang terisi berbagai macam bahan untuk membuat masakan kesukaan saya, rumah yang meski kecil tapi warm sekaligus adem ayem, kamar dan kasur yang nyaman, semua membuat saya tak henti mengucap hamdalah.

Saya ingat waktu itu, Mama menemani saya makan dan bilang,"Mba, kita memang bukan orang yang setiap hari makan enak di restoran. Rumah kita juga tergolong kecil dan ngga mewah. Tapi coba Mba liat ke bawah, masih ada orang-orang yang hidupnya jauh lebih susah dibanding kita. Jadi Mba ngga boleh lupa bersyukur. Kalau kita bersyukur, hidup kita akan serbacukup dan bahagia."

Saya memang cuma mengangguk, tapi saya save ucapan Mama kata per kata di otak saya. Saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan lebih banyak bersyukur, lebih banyak melihat ke bawah. Saya sendiri kagum dengan keikhlasan aki yang rela menerima kondisi dan rezeki dari Allah SWT sekecil apapun itu. Meski hanya makan nasi berlauk garam, hidup serbasederhana (bahkan mungkin kurang dari itu), aki tetap bisa tersenyum dan bersyukur. Semoga saya yang diberi lebih juga bisa bersyukur dan melihat ke bawah dengan porsi yang lebih.

Semoga selalu seperti itu.

Wednesday, August 13, 2008

Layar Dibuka

Posted by Icha at 2:52 PM 0 comments
Ini posting pertama saya loh. Hehe.... Pamer ceritanya. Maklum, baru punya blog. Saya emang suka banget menulis, jadi sekarang mumpung sempat, sekalian bikin blog. Lumayan lah, buat menyalurkan hobi sekaligus mengungkapkan apa yang ada dalam kepala saya.

Saya bukan orang yang pandai menyusun kata-kata. Jadi ya apa yang ada dalam kepala saya ungkapkan aja pakai bahasa yang saat itu terlintas. So, dijamin blog ini ngga bakal ada puitis-puitisnya!! Tapi hal itu jangan menjadikan teman-teman yang mampir surut niatnya untuk mengunjungi dan meramaikan blog ini ya. Saya tetap pengen banget mendengar tanggapan teman-teman semua atas apa yang saya tulis di sini. So, silakan aja comment yang sebebas-bebasnya (asalkan bertanggung jawab. ^_^). Justru itu bisa menjadi tambahan wawasan buat saya.

Last but not least, selamat datang dan makasih banget buat teman-teman yang udah bersedia mampir dan menyempatkan diri untuk nongkrongin blog saya ini. Enjoy yourself!! Otanoshimi ni.....
 

Confessions of A Not-It Girl Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea