Sunday, June 30, 2013

A (Truly) Whole New World

Posted by Icha at 11:09 AM 0 comments
Pagi ini saya sengaja milih soundtrack film sebagai temen belajar. Soalnya Propagasi Sel lumayan bikin mumet, jadi saya kepengen belajar sambil rileks, sambil berkhayal :D

Sekarang yang sedang keputer di playlist adalah lagu-lagu soundtrack film Aladdin, kartun Disney favorit saya sepanjang masa (setelah Lion King tentunya). Sejak awal saya tau Disney dan fairytales-nya yang indah-indah itu, saya memutuskan bahwa Aladdin adalah juaranya. Mungkin gara-garanya waktu SD Papah beliin saya CD Classic Disney dan lagu pertama di CD itu adalah A Whole New World. Lagu itu sukses mengambil hati saya. Setelah nonton filmnya, saya makin suka.

Saya pun ngga ngerti kenapa saya bisa segitu cintanya sama Aladdin, tapi ya, saya emang suka kisah cinta 'beda kasta' yang jadi tema utama cerita itu. Saya suka Jasmine yang segitu bodo amatnya, naksir ya naksir aja, meskipun cowok yang dia taksir cuma cowok miskin yang, ehm, kerjaannya aja nyolong di pasar. Dan naksirnya simply karena dia tau cowok ini berhati baik. Emang siiihh, namanya juga manusia. Aladdin pun sempet keblinger, minta ke jin lampu biar dijadiin pangeran demi bisa pedekate sama sang putri. Tapi toh setelah kedoknya kebongkar dia ngga lari dari masalah. Lalu singkat cerita, taraaaaaaaaa... Jadian juga mereka berdua :D

Kalau dipikir-pikir lagi, dan setelah beberapa kali liat film, baca ceritanya, dan dengerin lagunya, saya mulai pinter berspekulasi. Mungkin Jasmine jatuh cinta sama Aladdin bukan semata-mata karena Aladdin baik hati, mau nolongin dia dan sebagainya. Saya justru ngerasa jangan-jangan Jasmine bener-bener jatuh cinta sama Aladdin gara-gara dibawa terbang pake karpet terbang itu. Di film, pas terbang itu (dan lagunya A Whole New World), Aladdin ngajak Jasmine jalan-jalan ke berbagai tempat yang selama ini pengen dijelajahi sang putri tapi ngga bisa karena terhalang tembok istana (tsaaaaahhh). Diajak terbang ke Cina, Afrika (karena ada padang rumput dan kuda-kuda) sampe ke Yunani. Bagi Jasmine, Aladdin membuka matanya, menunjukkan tempat-tempat baru yang belum pernah dia tau, memberi dia petualangan yang dia inginkan. Makanya lagunya pun judulnya A Whole New World, dunia yang baru. Dunia yang selama ini emang udah ada, tapi baru dia liat setelah Aladdin menunjukkan dunia itu padanya. Bagi Jasmine, dunia itu serasa baru :)

Bahkan di lagu Out of Thin Air, yang jadi soundtrack-nya Aladdin 2 (King of Thieves), kalimat pertama yang dinyanyikan Jasmine kaya begini:

"You showed me the world when I was all locked up inside"

Harfiahnya seperti Jasmine, terkungkung di tembok istana, ngga bisa keluar dan main ke mana-mana. Ngga bisa berpetualang seperti kata hatinya. Tapi mungkin filosofinya jauh lebih besar dari itu. Mungkin yang terkunci selama ini adalah pikiran dan perasaan. Mungkin selama ini 'Jasmine' melihat dari sudut pandang yang terlampau sempit. Dan namanya juga putri, mungkin selama ini perasaannya dikunci hingga ngga bisa bebas mengungkapkan isi hati. Mau ketawa ditahan, sedih ditahan, marah ditahan, takut ditahan. Lha wong mau jatuh cinta aja ditahan. Dan ketika muncul orang seperti 'Aladdin', yang dengan tulus menarik keluar semua yang tertahan itu, yang membebaskan kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan mimpi-mimpi, gimana sih rasanya? Ketika dia menunjukkan tempat-tempat baru yang belum pernah kita jelajahi, membuka sudut pandang kita jadi lebih lebar, mengajarkan empati tapi jujur pada diri sendiri, gimana sih rasanya? :)

Kalau mau melihat kenyataan lebih dekat, dunia baru yang ditunjukkan 'Aladdin' pun mungkin bukan sekedar dunia yang kasat mata. Bisa jadi 'dunia' itu wujudnya kebiasaan-kebiasaan baru. Atau mungkin sekedar dikasih denger lagu-lagu 'baru' yang selama ini belum pernah kita denger, film-film yang belum pernah kita saksikan, disodorin buku-buku yang ternyata bikin kita jadi orang yang baru. Atau mungkin diajarin ilmu-ilmu baru, sesuatu yang selama ini kita ngga tau tapi rupanya perlu, apalagi kalau ilmunya ternyata asik dan seru. Itu juga sebuah dunia baru kan? :)

Mungkin sekarang saya sedikit mengerti perasaan Jasmine. Mungkin memang ada orang yang luarnya tidak seberapa, tapi dalamnya berupa berlian yang bersinar luar biasa. Kata siapa harta karun itu wujudnya cuma emas perak permata kaya di film-film Pirates of Caribbean? Orang kaya Aladdin itu harta karun juga lho :)






*PICTURE FROM HERE

Saturday, June 22, 2013

Princess Hours di Sela-sela Badai Ujian :)

Posted by Icha at 9:41 AM 0 comments
Jadi ceritanya, sesorean ini saya melepaskan penat sejenak. Nontonin adegan-adegan yang romantis dari drama Korea kesukaan saya sepanjang masa. Yup, hanya karena kangen adegan-adegan ini :D

 
Ini lho,awal ketemunya pangeran Lee Shin sama si imut Shin Chae Gyung. Ceweknya yang ngajak gelut lho :D


Dan cerita ini berawal karena kebodohan Min Hyo Rin yang ngga mau diajak nikah karena lebih mentingin karir baletnya. Tapi giliran cowoknya nikah ama orang lain, dia ngamuk-ngamuk njuk golek perkoro. Woalaaaaaaaaaaaaahhh, salah siapa cobaaaa? :P

Tapi ada hikmahnya siiihh, kekoplakan dan keromantisan yang sesungguhnya pun dimulai :D





Tapi yang paling saya suka ituuuuuuu...

Waktu Shin sama Chae Gyung jalan-jalan ke pantai. So sweet ^_^

"Apapun yang nanti kaudengar, kau tidak boleh merasa sedih tanpa izinku. Kau mengerti?"
-Lee Shin

 Ketika mereka marahan sampe Chae Gyung mau kabur dari istana. Tapi ujung-ujungnya baikan lagi kok :)

Kalo dilamar cara simpel tapi romantis gini sih, aku juga mau... :D

Ini pas Hyo Rin nyusul Shin ke Thailand (kalo ngga salah). Salah satu episode yang saya ngga suka. Tapiiiiiii tamannya bagus banget :)

 "Annyeong... Nae wangja-nim. Selamat tinggal, pangeranku..."
-Min Hyo Rin
(dan dialog ini membekas banget di hati saya karena pernah saya ucapkan di dunia nyata)

"Kau terlalu menyilaukan. Aku tidak bisa melihatmu."
-Lee Shin

"Aku rindu padamu. Aku sedang melihatmu saat ini tapi aku masih rindu padamu."
-Lee Shin

Dan ngga pernah gagal nangis kalo nonton yang iniiiiiiiii...

Shin Chae Gyung: "Aku sudah berjanji pada rakyat bahwa aku akan menanggung konsekuensi atas kesalahanku. Jadi aku akan menepati janjiku karena aku Putri Mahkota negara ini."
Lee Shin: "Aku juga. Aku tidak akan menyerah sampe mereka yakin bahwa aku memang tidak bersalah. Karena aku Putra Mahkota negara ini."
(dan baru sadar, caranya Shin nanya,"Hei, kau menangis ya?" ituuuuuu... :D)

Shin Chae Gyung: "Alasan aku bisa bertahan di istana adalah karena Shin-goon, jadi aku ingin berada di sampingmu."
Lee Shin: "Kau tahu, mungkin kedudukanku sebagai putra mahkota akan dilepas..."
Shin Chae Gyung: "Yang aku cintai bukan putra mahkota."
Lee Shin: "Apa? Apa kaubilang?"
Shin Chae Gyung: "Aku mencintaimu. Kalau hatiku terasa sakit, itu karena aku mencintaimu."
Lee Shin: "Kalau kau bersamaku, sayapmu bisa patah..."
Shin Chae Gyung: "Aku tidak peduli, jadi kalau kau ingin aku ada di sampingmu katakan saja."
(waktu nonton ini di rumah, saya bener-bener nangis... T.T)

Lee Shin: "Shin Chae Gyung adalah orang paling bersinar yang pernah aku temui."
Shin Chae Gyung: "Shin-goon adalah orang paling dingin dan kesepian yang pernah aku temui. Tapi kau harus ingat satu hal..."
Lee Shin: "Apa?"
Shin Chae Gyung: "Shin-goon yang sebenarnya adalah orang yang sangat hangat, tulus dan jujur."

Tapi untungnya happy ending :D


^_^

Oiya, sekalian deh, mau spamming gambar-gambar pangeran favorit saya :D

 Ganteng, cool, bikin hati meleleh :))

Dan pangeran ini hobi snapshot pacarnya ternyata :D

Bisa gitu nolak pesona cowok cool yang hobi baca buku? Gantengnya meningkat 20000% brey!! :D


Sudaaaaaaaaaaaaaahhh, sudah cukup berkhayalnya. Ayo ngerjain Bioinfo!! :D

Thursday, June 20, 2013

#curcol

Posted by Icha at 3:46 PM 0 comments
Sekitar empat jam yang lalu saya barusan pulang dari ujian Onkologi yang Oh-My-God-I-don't-know-what-I-just-wrote-on-my-paper, membawa selembar kertas setengah A4 bertuliskan 3 soal ujian takehome yang harus dikumpulin besok (yang untungnya, soal no. 1 dan 2 sama persis plek sama ujian Imunologi semester 1, jadi jawabannya tinggal copas :P) dan masih belum mood nyuci.

Sejujurnya minggu ini terasa merangkak, merayap, slow-speed. Sejak Sabtu minggu lalu badan saya serasa abis dipukulin orang sekampung gara-gara kegep nyulik Jacob Black (apaseh), sakit dan pegel di mana-mana. Minggu malem ketambahan badan panas dan batuk pula. Mana ujian tiap hari bertubi-tubi. Mood jadi kaya dibanting-banting. Pengennya jadi ngeluuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhh terus.

Sesungguhnya saya sadar banget kalau sakit saya ini adalah akumulasi dari cape fisik dan mental karena dua minggu pol diforsir. Dua minggu yang lalu saya ikut acara live-in Biotek Mengabdi di Somokaton, Klaten selama 3 hari 2 malam. Namanya juga di tempat asing dan namanya juga saya, adaptasi selalu jadi bencana. Saya susah makan dan tidur di sana. Malam kedua tidur saya lumayan angler (berdasarkan kesaksian mba Annisa yang jadi roommate saya), tapi yang namanya makan rasanya ngga pernah cocok meski diladeni dan dimasakin sama keluarga homestay yang baik banget. Sabtu sorenya kehujanan dan minggunya tepar begitu sampe kosan. Setelah itu badan saya dihajar tugas-tugas yang tertunda. Laporan Detmol, ujian takehome Bioinfo, presentasi Bioprev (yang sampe sekarang belum jadi maju). Hari Sabtu sore saya tumbang dan jegrah-jegreh batuk sampe sekarang. Heeeeeeuuuuuuuuu...

Di saat seperti ini saya bener-bener kangen hal-hal yang bikin saya bahagia, sebut aja rumah seisinya, keran air panas di kamar mandi, baca novel, nulis diary, nonton film, karaokean di kamar... Sayangnya, namanya juga anak kos, akses ke hal-hal itu jadi terbatas waktu dan dana coy. Jadilah diri ini mencari... Pelarian.

Ups, jangan mikir yang aneh-aneh dulu, sodara pemirsa. Pelarian yang saya maksud hanyalah baring-baring di kasur, nyumpel kuping pake earphone dan dengerin lagu-lagu dari playlist di Keichiro-kun. Part favorit saya adalah dengerin lagu-lagu yang emang sengaja saya pasang, yang punya 'cerita'. Maksudnya lagu-lagu yang jadi soundtrack saya sama si pacar. Hehehe... Dan menerawang kembalilah saya ke jaman-jaman sebelum dan awal-awal jadian dulu. Surprisingly, rasanya masih ajaib kalo inget gimana awal cerita saya sama dia. Dan mengingatnya, me-review-nya, ngga pernah gagal bikin saya mesam-mesem sendiri :)

Apalagi pas hujan kaya gini. Saya sengaja nyetel Suna no Tobira-nya Chemistry tapi anehnya ngga galau sama sekali. Secara barusan dikasih tau kalau ujian TTG part 2 besok akhirnya takehome. Alhamdulillah, akhirnya bisa sedikit nyantai :D

Jadi agenda malam ini mungkin hanya akan membereskan ujian takehome Onkologi dan baca novel :D

Monday, June 17, 2013

Rata-rata

Posted by Icha at 6:58 PM 2 comments
Satu kata untuk menggambarkan saya? Ya judul gede-gede di atas itu.

Muka : rata-rata [centang]
Fisik : rata-rata [centang]
Otak : rata-rata [centang]

Apa lagi ya?

Saya selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tanpa sadar. Mungkin efek bawaan lahir. Saya kan sendiri, diarahkan supaya jadi yang terbaik dan itu semacam jadi tanggung jawab pribadi. Tanggung jawab moral. Lalu tanpa sadar kepala selalu mendongak ke atas. Ah bukan, bukan tentang uang, gadget, bahkan pacar. Ini tentang saya dan apa yang saya punya dalam diri saya.

Tanpa sadar saya memasang standar tinggi, meskipun standar saya tidak selalu mereka yang eksis nun jauh di sana. Sederhana saja. Belum bisa masang seprai serapi Mamah, saya merasa masih di bawah rata-rata. Belum bisa ngebalik telor dadar dengan sempurna kaya Mamah, di bawah rata-rata. Belum bisa ngeposting di blog pake bahasa Inggris kaya pacar, di bawah rata-rata. Dan ah ya, saya punya seorang 'idola' yang... Well, katakanlah dirinya memang eksis nun jauh di sana. Di planet antah-berantah di luar jangkauan saya. Seseorang yang jika dibandingkan dengannya, saya jauuuuuuuhh di bawah rata-rata.

Kemudian setelah membaca twit salah seorang sepupu, saya jadi menyadari hal lain lagi.

Untung saya gak cantik-cantik amat. Coba saya lebih cantik. Pasti jadi lebih sombong dan mbencekno.
-N.F.P

Saya nyengir sendiri bacanya, sadar sepenuhnya kalau wajah ini cuma dapat nilai C. Tapi ya, kalau saya cantik, punya bodi langsing, putih, tinggi, akankah saya jadi sombong? Akankah saya dicintai karena fisik dan bukan 'inner' saya?

Lagipula jadi rata-rata ngga buruk kok. Otak saya ngepas, pas banget. Saya bisa minta diajarin mulu sama pacar, belajar bareng sambil minum hot chocolate dan makan wafel. Diajarin lho ya, bukan digarapke tugasnya :P

Wajah dan fisik saya ngepas. Tapi karenanya saya tau siapa yang bener-bener sayang sama saya, sayang sama karakter dan kekurangan-kelebihan saya, bukan semata fenotipik aja. Yang nerima saya meskipun saya hanya rata-rata. Yang masih mau meng-upgrade saya supaya nilai saya ngga selamanya C, tapi bisa jadi B atau bahkan A.

Jadi, rata-rata itu ngga buruk kan?




Tunggu, jawabannya adalah kadang. Rata-rata itu buruk hanya ketika kita menyadari 'rata-rata' itu menciptakan jarak. Membuat kita sadar harus berlari dua kali lebih cepat, berjuang dua kali lebih keras untuk mengeliminasi jarak itu.



*PICTURE FROM HERE

Wednesday, June 5, 2013

Disguise

Posted by Icha at 9:29 PM 0 comments
Jujur itu sulit. Terutama pada diri sendiri.







Ketika hatiku terbakar, harus bagaimana untuk memadamkan apinya?




*Just need some time to figure these things out*




PICTURE FROM HERE
 

Confessions of A Not-It Girl Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea