Sunday, December 28, 2008

KKL Biologi Angkt. 2007: 3 Hari untuk Selamanya

Posted by Icha at 12:58 PM 0 comments


Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Taksonomi Tumbuhan
Biologi UNS Angkatan 2007
Bogor, 19-21 November 2008

3 Hari untuk Selamanya?? Kok kaya judul film??
Pasti itu yang terlintas di benak teman-teman pembaca. Ada alasan kenapa saya meminjam judul film yang dibintangi Adinia Wirasti dan Nicholas Saputra itu untuk entry yang satu ini. Dan saya merasa ngga perlu menjelaskan alasan itu karena teman-teman akan menemukannya dalam cerita saya. Hehe..... Ya udah, ngga perlu berpanjang-panjang lagi, ini dia reportase lengkap KKL Biologi Angkt. 2007 ke Bogor tanggal 19-21 November kemarin (tahun kemarin kaleee..... LOL).

Jadi KKL ini dilaksanakan dalam rangka menggenapi nilai praktikum Taksonomi Tumbuhan alias TT sebagai salah satu cara supaya mahasiswa bisa mengaplikasikan mata kuliah ini di dunia nyata. Wuedeh..... beraaattt..... Dan itu juga alasan ngga langsung kenapa Bogor yang dipilih. Secara Bogor hot spot-nya tumbuhan gitu..... Tadinya sih ada usulan ke tempat yang deket-deket aja, asal bisa mewakili. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kayanya ngga afdol kalo KKL matkul tumbuhan ngga di center-nya sekalian. Lagian bisa sekalian jalan-jalan (maunya). Akhirnya kami seangkatan plus 4 asisten dan 2 dosen cabut ke Bogor.

Kami berangkat dari Solo tanggal 19 November 2008, kumpul di kampus jam 13.00, tapi baru bener-bener berangkat jam 14.30. Gara-garanya kami harus nunggu Pak Marsusi, salah seorang dosen pengampu selesai ngajar. Hwaduh, kebanyakan dari kami (termasuk saya) langsung bete, soalnya kami udah bikin rundown acara yang rapi banget dan gara-gara itu susunan acara rusak berantakan. Tapi kebetean itu ngga bertahan lama ketika bus yang akan membawa kami menuju petualangan datang dan koper-koper dimasukkan. Semua langsung ambil seat dan pastinya sambil nunggu berangkat kami ngga menyia-nyiakan waktu. Narsis dulu dong..... ^_^

Ngga lama bruuummm..... bus pun bertolak ke Bogor. Goodbye for awhile, Solo!! Selama 12 jam lebih perjalanan kami diwarnai banyak kejadian konyol sampai adegan penuh air mata. Dan pada trip kali ini pun ketauan kalau bus kami kemasukan manusia yang paling gampang mabuk di dunia!! Orang itu adalah Kade. Begitu masuk bus, belum juga seperempat perjalanan, dia udah muntah-muntah. Pokoknya kalo melek dia pasti ngga tahan ngga mabuk. Sampai-sampai, sahabatnya, Tia, punya julukan baru buat Kade: Ratu Mabuk!! Terus di perjalanan kami juga sempat disuguhi pemandangan indah, yaitu kota Semarang di waktu malam. Kami kan lewat outer ring road, kebetulan jalan itu letaknya cukup tinggi sehingga dari situ kami bisa melihat lampu-lampu bertebaran di saentero Semarang yang berbukit-bukit. Romantis banget deh! Malam sebelum jam tidur, teman saya Kholis (atau yang akrab dipanggil Papi karena umurnya paling tua seangkatan) memutarkan video bikinan temen-temen cowok yang isinya kompilasi foto-foto kami dari sejak awal ospek sampai setahun jadi satu keluarga. Video itu ditutup dengan foto salah satu sahabat tercinta yang sudah meninggalkan kami semua, yaitu Intan. Setelah nonton, Papi memberikan sedikit petuah (namanya juga orang tua, hehe.....) tentang persahabatan dan kami pun menyanyikan lagu Kisah Cintaku milik alm. Chrisye untuk almh. Intan. Wuah, pas momen ini saya ngga bisa nahan untuk ngga nangis. Saya ingat pernah ngucapin satu kalimat ketika tahu kebagian duduk sendiri di bus,"Kalo sekarang masih ada Intan, dia pasti jadi temen duduk sebelahan gw". Mungkin saya bisa keceplosan gitu karena kangen juga sama Intan ya? Hikz.....

Keesokan paginya, waktu kedatangan molor berjam-jam daripada yang kami rencanakan. Secara udah dari Solo kesorean, ternyata kami kejebak macet di daerah Indramayu atau mana saya lupa, sampe 2-3 jam (atau mungkin lebih) karena bahkan lewat waktu Subuh kami belum masuk Tol Cikampek. Buat mengatasi bete, kami langsung buka bekal cemilan dan makan sambil ketawa-ketiwi. Tapi ada juga yang menggunakan waktu buat tidur lagi mengingat petualangan Miringhari ini bakal menguras tenaga. Sampai di penginapan, kebetean kami muncul lagi gara-gara Pak Marsusi yang menghendaki kami untuk bersiap-siap hanya dalam waktu setengah jam!! Gila apa? Sekamar kan isinya ada 6 orang (roommate saya Celin, Memey, Dian, Evi, dan Iis). Alhasil terjadilah keributan waktu giliran mandi. Berebutan dan mandi kilat khusus. Itu juga masih diteror temen-temen sekamar dengan gedoran pintu dan teriakan,"Woy, cepetan dong!! Gw juga mau mandi nih!!!". Tapi untungnya sukses juga kami sekamar mandi (walau ngga sabunan). Tapiii penghuni kamar seberang, Mba Ipung, keluar dengan muka berseri, badan wangi, dan rambut basah yang artinya bakda mandi keramas. Kok bisa ya???? Oiya, sebagai info, penginapan kami di daerah Ragunan ini merupakan camp mass-nya PERSIJA Jakarta, jadi kalau beruntung kita bisa nginep bareng sama Bambang Pamungkas dan skuad-nya. Tapi rupanya kami lagi ngga beruntung. Hehehehe.....

Selesai sarapan, kami bergegas masuk ke bus dan Bogor, we're coming!! Wah, buat saya yang tinggal di Bogor, rasanya seperti kembali ke rumah (dan inilah yang dijadikan bahan ledekan Papa saya,"Orang Bogor kok studi wisata ke Bogor". ^_^). Jadi dimulailah petualangan sehari di Bogor bersama Pak Marsusi, PakRatman, dan para asisten.

First destination: LIPI Cibinong. Namanya juga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, jadi ya di sini nih, pusatnya ilmu pengetahuan (terutama ilmu pasti) dan tentu saja gudangnya scientist. Karena matkulnya Taksonomi Tumbuhan, otomatis kami diajak menjelajahi gedung Botani. Usai pemutaran film tentang sejarah singkat LIPI, kami diajak menyaksikan langsung proses pembuatan herbarium. Dan ternyata, selain gudang ilmu dan gudang ilmuwan, LIPI juga adalah gudang herbarium. Ribuan spesies tumbuhan dikoleksi dalam bentuk herbarium basah dan kering. Ruangan untuk menyimpannya ber-AC dan sangat bersih. Rasanya jadi ngga mau pulang! Kami juga disambut ramah oleh seorang kakak tingkat yang udah lulus, Mas Agit (angkatan 2004) yang memang sudah kerja di situ. Waaahhhh..... Jadi makin ngga terbendung cita-cita saya untuk kerja di LIPI selepas kuliah nanti!!

Dari Cibinong, kami beranjak ke jantung kota Bogor. Yep, karena tujuan selanjutnya adalah Museum Etnobotani yang ada di Jalan Djuanda. Sebelum menjalankan misi dari Pak Ratman, ada pengarahan yang disampaikan seorang bapak yang wajahnya mirip dr. Boyke (serius! Ngga cuma saya loh yang bilang). Setelah itu kami nyebar kaya spy dan menjalankan tugas masing-masing.Ngga lupa, selesai ngerjain tugas, narsis dulu.


Ini foto kelompok 1 bareng asisten tersayang, Mba Milla.
Nah, kalau yang di bawah ini kami seangkatan narsis di depan museum. Yeeeaaaahhhh.....!!



Tujuan terakhir (dan terheboh hari ini) adalah Kebun Raya Bogor. Tanpa buang waktu, kami bergegas menyeberang jalan menuju Pintu 2. Tapi berhubung pintu ini ngga untuk umum, kami pun long march ke Pintu 1 yang lumayan jauh. Kebetulan saya juga janjian sama Mama di Bonray, jadi sambil nunggu temen-temen sholat, saya kangen-kangenan deh sama Mama. Di sini rombongan terpecah jadi 2, ada yang ngikutin Pak Marsusi dan ada yang ngikutin Pak Ratman. Saat itulah saya menyadari bahwa kebun raya yang dirintis Teysmann ini ternyata ngga dirancang untuk studi wisata dengan dosen yang jalannya supercepat. Itulah yang terjadi sama kami, entah mau sama Pak Marsusi atau sama Pak Ratman sama aja. Sama-sama bikin ngos-ngosan. Apalagi medannya naik turun begitu. Setelah sukses menjelajah, kami kumpul lagi di depan kolam Istana Bogor. Tentu saja acara sebelum kami balik ke penginapan ngga lupa bikin kenang-kenangan foto. Salah satunya adalah foto yang jadi opening entry ini. Yang lainnya ngga bisa saya tampilin semua, maaf yach.....^_^



Left to right: Dini, Dea, Naning, Adhi. Ada-ada aja, ya?

Tanpa terasa hari semakin sore dan petualangan hari ini pun diakhiri. Dengan badan full keringetan dan betis berkonde, kami balik ke bus dan sesampainya di penginapan, yang namanya mandi bener-bener terasa nikmat banget. Habis itu Sholat Maghrib, dan dinner bareng pastinya. Habis dinner ada acara seseruan bareng seangkatan dengan biang keroknya tentu saja Papi. Lucu banget deh. Tapi sedihnya ada beberapa temen yang sakit, jadi terpaksa mereka ngga ikut ketawa-ketiwi ama yang lain. Acara ditutup dengan nyanyi bareng lagu Laskar Pelangi dengan diiringi permainan gitar Adhi en Fikar. Terus jam 22.00 saatnya masuk kamar. Mungkin karena seharian jalan dan cape banget, alhasil jam 22.30 seluruh penghuni kamar yang saya tempati udah pada bablas ke alam mimpi. Padahal yang lain ada yang baru tidur jam 12 malem loh. Hehehehe.....

Hari berikutnya, pas jam 04.00, bertepatan azan Subuh , alarm hape saya bunyi. Jadi berdasarkan amanah dari temen-temen sebelum tidur, saya bangunin mereka satu-satu. Karena saya lagi ngga sholat, saat yang lain Sholat Subuh berjamaah saya ngga ikut dan menggunakan waktu untuk mandi. Setelah semua rapi, jam 06.30 kami beranjak keluar kamar untuk sarapan. Oya, sebelumnya kami memasukkan semua koper dan barang bawaan ke bus, soalnya sekalian check out. Dan petualangan hari ini adalah klimaks dari KKL. Kami akan mengeksplorasi Kebun Raya Cibodas dan tracking di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.
Perjalanan ke Cibodas memakan waktu 2-3 jam melewati jalur puncak. Jadi pemandangan yang sangat indah tersedia di depan mata kami hampir sepanjang perjalanan. Ngga setiap hari kan bisa melihat hamparan kebun teh? Tapi karena jalan yang berliku dan naik-turun, kepala saya jadi agak sedikit pusing. Alhasil saya memilih tidur aja. Sampai di Cibodas, banyak dari kami yang begitu turun langsung cari toilet. Secara hawanya dingiiinnnn.....

Ternyata Kebun Raya Cibodas adalah satu dari sekian banyak tempat indah yang pernah saya kunjungi sepanjang hidup. Berbeda dengan Kebun Raya Bogor yang koleksi tumbuhannya ditanam secara sistematis, koleksi tumbuhan Kebun Raya Cibodas yang kebanyakan adalah Gymnospermae disusun secara estetika. Nih bukti konkretnya.



Tapi jujur aja, saya ngga terlalu menikmati pemandangan yang amazing ini. Gimana engga? Pak Marsusi ngajakin kami semua manasik haji di sini. Apalagi dengan medan yang lebih parah daripada Kebun Raya Bogor. Saya ngga bisa bertahan untuk stay close sama Pak Marsusi. Temen-temen saya juga lama-lama pada misah karena cape. Yang bertahan cuma Octa, temen satu kelompok saya yang paling rajin sedunia. Sambil mencatat tiap kata dari Pak Marsusi, dia tetep bertahan mengekor beliau dari pintu masuk sampai pintu keluar. Hebat, ya!!

Selesai menikmati amazing-nya panorama kebun raya, kami istirahat sejenak untuk makan dan (bagi para pria) Sholat Jumat. Setelah itu tanpa membuang waktu kami langsung menuju pintu masuk kantor Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yang letaknya pas di seberang Kebun Raya Cibodas. Kami nonton film tentang sejarah taman nasional ini dan kemudian dilanjutkan tracking menuju Telaga Biru yang artinya kami harus menempuh perjalanan menanjak setinggi 1,5 km. Ngga papa lah, demi menikmati pemandangan kami rela kok. Hehehehe..... Dan seperti biasa, ritual utama kalau mengunjungi tempat yang asyik segera kami laksanakan: foto-foto!! Dalam perjalanan turun dari Telaga Biru, ngga disangka-sangka hujan mulai turun. Selagi gerimis belum meningkat intensitasnya, kami segera mengenakan raincoat yang sudah tersedia di tas. Begitu menginjak pos tempat kami diberangkatkan tadi, breessss..... hujan langsung turun dengan deras. Semakin lama semakin menggila. Jadilah kami setengah lari menuju bus supaya ngga makin kebasahan.

Rangkaian acara KKL kami formally berakhir begitu kami kembali ke bus. Tapi rupanya kami belum pada puas kalau KKL ini ngga benar-benar diakhiri dengan belanja. Di mana lagi kalau ngga di Cihampelas yang emang center-nya obralan baju. Perdebatan alot antara kami dan pihak dosen (yang diwakili Mas Ayub-kalau ngga salah namanya-sebagai guide kami di bus) berbuah manis. Kami diizinkan belanja di Cihampelas. Walau cuma dikasih waktu satu jam, bukan berarti kami jadi ngga bersyukur kan? ^_^ Nah, lucunya, temen saya Kade si Ratu Mabuk tadi mendadak sehat wal afiat begitu turun dari bus untuk belanja. Kontradiktif banget deh, sama keadaannya kalau bus lagi jalan. Kalau di bus muntahnya paling parah, tapi kalau pas belanja, belanjaannya paling gila dan paling banyak. Ckckckckckck.....

70% perjalanan pulang ke Solo buat saya sama sekali ngga terasa. Soalnya gara-gara kecapean saya tidur pules di bus. Tapi pas kami sampai di Solo, tepatnya saat melewati kawasan Bandara Adi Sumarmo, ada lagi kejadian yang ngga bisa bikin saya nahan ketawa. Jadi ceritanya bus kami kan dibagi 2 ruangan yang dibatasi sebuah pintu geser. Waktu lewat kawasan bandara, bus melintasi polisi tidur dan bergoyang cukup heboh sehingga pintu geser tadi terbuka. Angin AC dari belakang berhembus masuk dengan membawa bau busuk yang beneran bikin mabuk darat. Tanpa bicara, temen saya yang lain, Celin, yang pada dasarnya udah pucet pasi dari tadi langsung buka tas kresek dan muntah. Usut punya usut, ternyata bau busuk itu berasal dari kentut Rio. Saya dan yang lain cuma bisa ketawa sembari geleng-geleng kepala.

Dan petualangan ini benar-benar berakhir ketika bus berhenti di depan gerbang UNS. Kami turun, mengemasi barang-barang dan menyongsong jemputan masing-masing yang udah menunggu. Walaupun KKL udah berakhir, tapi ternyata saya (dan pastinya semua member Biologi 07 juga) ngga pernah bisa lupa kenangan-kenangan lucu waktu KKL. Dan insya Allah berkat petualangan ini brotherhood angkatan 07 juga makin erat. Sampe lulus, sampe tua, sampe selamanya.

Tuh kan, bener, KKL emang 3 hari untuk selamanya!!

Sunday, December 21, 2008

Klise

Posted by Icha at 9:53 AM 1 comments
Ketika ditinggalkan, ketika berulang kali ditinggalkan,
aku hanya bisa ingat satu hal.

"Suatu hari nanti di masa depan, hati yang terluka pun akan menjadi kenangan indah".

Lalu aku tersenyum lagi.



Ketika aku ditemukan, untuk kesekian kalinya direngkuh,
aku juga hanya mengingat satu hal.

"Ada yang pergi, ada yang datang. Ada yang pergi lagi, ada yang kembali".

Tapi aku malah menangis.



Mungkin aku takut mereka yang datang akan pergi.
Mungkin aku takut mereka yang kembali akan menghilang.
Mungkin aku takut langit kembali jadi mendung.



Langit ini, aozora ini.....
dalam hitungan detik berubah warna.



Momoiro no sora.....
sampai kapan akan bertahan??





theme song for this entry: Konayuki (piano version) by Remioromen.
thanks to Arif-kun who has sent this song to me..... ^_^

Monday, December 15, 2008

Saya dan Hari Ini

Posted by Icha at 8:37 PM 2 comments
Hari ini saya belajar bahwa ketakutan sebesar apapun harus dihadapi. Karena hanya dengan cara itulah ketakutan akan terkalahkan. Ketakutan terbesar bukan apa yang kita takuti, tapi rasa takut untuk menghadapi ketakutan itu sendiri.

Hari ini saya belajar bahwa menjadi lebih baik bukan berarti harus melepaskan atribut diri sendiri. Yang terpenting adalah berusaha menjadi lebih baik semaksimal mungkin dengan apapun yang kita miliki. Menjadi lebih baik sesuai batas-batas diri sendiri, ngga perlu memaksakan diri untuk melampaui batas itu.

Hari ini saya belajar bahwa walaupun teman bukan segalanya, memiliki teman-teman yang mengerti sangat penting. Teman memahami, teman memaklumi, teman mengoreksi. Dan teman sejati selalu ingin temannya lebih baik.

Hari ini saya belajar bahwa saya tak bisa mengharapkan orang berubah sesuai keinginan saya. Yang bisa saya lakukan adalah menjadi apa yang terbaik yang bisa orang lihat dari diri saya. Saya tak bisa mengharapkan orang melihat dari sudut pandang saya. Yang bisa saya lakukan hanyalah menempatkan diri saya pada sudut pandang orang lain.

Hari ini saya belajar bahwa jujur pada perasaan sendiri bukan sesuatu yang salah dan terkadang kita harus menunjukkan kejujuran itu. Ikuti kata hati dan temukan jawabannya.

Hari ini saya belajar harapan tak selalu jadi kenyataan. Tapi di atas semua itu, yang terpenting adalah apakah saat harapan tak terpenuhi, kita masih mampu berharap dan bermimpi.....

Thursday, December 11, 2008

Keep Holding On

Posted by Icha at 5:49 PM 0 comments
"Akhirnya, sampai titik nadir juga, Cha?"

Itu yang saya ucapkan pada diri sendiri menyadari kejenuhan yang baru terasa. Deadline laporan terus mengejar, tugas-tugas yang tanpa ampun, responsi yang sudah di depan mata, hingga ujian yang tinggal hitungan hari. Semuanya seperti membombardir saya pada waktu bersamaan.

Mmm..... kalau dipikir-pikir, hal-hal yang saya sebutkan di atas seakan jadi tradisi menjelang akhir semester. Kayanya ngga banget ya, tradisi kok modelnya nyeksa begini. Hehe..... Dan yang lebih aneh lagi, udah tau tradisi tapi kita yang menjalani tradisi itu seakan ngga hafal-hafal, jadi ujung-ujungnya ya jenuh terus tiap mau ujian.

Dan sebenarnya, diakui atau tidak pemicu kejenuhan saya bukan itu. Maksud saya bukan laporan, tugas, dan segala tetek-bengeknya. Tapi penyulutnya adalah segala masalah yang justru berasal dari luar kampus. Masalah perasaan, pertemanan, organisasi, sampai PMS. Hehe.... Dan ngga tau kenapa, pada saat-saat inilah Allah SWT ikut memberikan ujian.

Jadi, apa yang sebenarnya cuma tampak sebagai sesuatu yang sepele kadang jadi sesuatu yang lebay buat saya. Kesenggol dikit marah, kenapa dikit nangis. Ngga banget ya jadinya?

Kalau sudah begini, biasanya saya langsung men-dial nomer HP Mama dan curhat habis-habisan tentang pikiran yang lagi mbruwet. Tebak aja apa kata Mama.

"Yang bisa menentukan Mba mau seneng, mau sedih, mau semangat, mau jenuh, itu ya Mba sendiri. Allah ngga akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Jadi yang bisa menyemangati Mba ya diri Mba sendiri. Orang lain hanya memotivasi."

Selalu ini yang diucapkan Mama kalau saya lagi jenuh. Mama ngga nyuruh saya mengingat apa-apa. Ngga menyuruh saya mengingat orang tua kalau lagi malas belajar (karena biasanya orang-orang akan bilang, "Kok kamu males belajar sih? Kasian orang tua kamu yang udah bayarin kuliah mahal-mahal" bla bla bla bla). Mama juga ngga membandingkan saya dengan orang lain yang mungkin lebih semangat daripada saya. Mama cuma meminta saya melihat ke dalam diri saya dan membangun semangat itu mulai dari diri saya.

Inilah yang saya pelajari: mulai dari DIRI SENDIRI. Semua hal harus dimulai dengan niat kuat dari diri sendiri. Ketika saya ngga punya kemauan untuk menyemangati diri sendiri, Allah juga ngga akan mengubah diri saya yang tadinya loyo jadi semangat. Ketika saya punya niat dan kemauan untuk semangat, dilanjutkan dengan berdoa, saya percaya Allah 100% akan mendukung saya dan ikut menguatkan semangat yang sudah saya bangun.

Perasaan saya terhadap seseorang yang jauh di sana, masalah pertemanan yang kadang membuat saya jengkel, laporan, tugas, responsi, semua itu boleh jadi menghempaskan saya ke titik nadir. Tapi dengan niat dan semangat, saya yakin semua akan teratasi.

Sedetik, sehari, selangkah ke depan aku masih bertahan.
Tetap bertahan.

Ya Allah, tetaplah menemaniku.....

Monday, December 8, 2008

Kata Mama

Posted by Icha at 12:38 PM 0 comments
Jangan memandang dunia hanya dari satu sisi. Karena dunia adalah lingkaran (bulet malah ^_^). Jadi, pandang dari semua sudut, supaya kamu bisa menilai secara bijaksana, bisa melihat dari mana orang lain memandang dunia, dan bisa menempatkan dirimu sendiri.

Selalu dengarkan dan ikuti kata hati kamu. Tapi yang ngga boleh lupa, dengarkan juga saran dan pendapat orang-orang di sekeliling kamu. Lakukan apa yang menurut kamu baik. Karena saran yang membangun akan membuat kamu lebih maju.

Selalu ambil sisi positif dari semua kejadian, bahkan yang paling buruk sekalipun. Suatu saat hikmahnya baru akan kamu peroleh. Dan ambil segala pembelajaran dari kejadian itu karena dengan itu, kamu ngga akan terjatuh ke lubang yang sama.

Hari ini adalah hari esok yang kemarin kita cemaskan. Jadi jangan terlalu mencemaskan hari esok. Karena setelah kita menjalaninya, hari itu akan menjadi kemarin. Persiapkan saja sebaik-baiknya dan tetap berdoa pada Allah SWT.

Jangan pernah mengharapkan balasan kalau mau memberi apapun kepada orang lain. Ketika kita menolong, jangan mengharapkan ucapan terima kasih. Ketika kita minta maaf, jangan mengharapkan ucapan pemberian maaaf. Lakukan apa yang harus kita lakukan dengan IKHLAS. Karena suatu saat pertolongan Allah akan datang pada kita tanpa terduga.

Ngga ada gunanya menimpan dendam. Ketika kita disakiti, kembalikan semua pada Allah. Karena Allah (dan hanya Allah-lah) yang berhak mengadili mereka. Dan balasan atas perbuatan mereka tidak perlu berasal dari tangan kita.

Orang menanam akan menuai. Jadi jangan pernah menanam sesuatu yang buruk karena imbas keburukan itu akan kembali pada kita. KARMA itu ada!!

Friday, December 5, 2008

In Memoriam: Opa

Posted by Icha at 5:17 PM 0 comments
Tidak seperti hari-hari biasanya, dua hari yang lalu (Kamis, 3 Desember 2008) saya duduk agak lebih lama seusai sholat maghrib. Masih dengan memakai mukena, saya duduk di atas sajadah dan membaca surat Yasin khusus untuk almarhum Opa. Ya, hari itu adalah hari ulang tahun beliau dan sejak meninggal satu setengah tahun yang lalu, saya selalu mengirimkan surat Yasin sebagai doa spesial di hari ulang tahun beliau.

Sejak Opa meninggal pada bulan Mei 2007 lalu, Oma dan kami semua para anak dan cucu beliau merasa sangat kehilangan seseorang yang berharga buat keluarga besar kami. Terutama saya dan para sepupu. Bagi kami bertujuh, Opa merupakan sosok yang menjadi idola dan tentu saja menjadi kakek yang sangat menyayangi kami. Tidak ada kenangan kami bersama Opa yang tidak memorable.

Saya dan enam sepupu yang lain sejak kecil sangat dekat dengan Opa. Opa tidak pernah protes kalau kami bertujuh berkumpul dan bikin seluruh rumah bising oleh teriakan dan pertengkaran kami. Opa juga selalu melihat raport kami bergiliran dan mengomentari isinya. Beliau selalu mengungkapkan ketidakpuasannya kalau ada di antara kami yang tidak dapat rangking, lalu menasihati supaya pada penerimaan raport mendatang nilai kami jadi lebih baik. Opa juga sering mengajak kami berlibur ataupun makan bersama di restoran.

Opa adalah inspirator pribadi saya. Saya belajar banyak sekali dari beliau. Mama sering bercerita tentang perjuangan beliau bersekolah sampai menjadi seorang dokter. Opa memang berasal dari keluarga yang notabene kurang mampu. Tapi semangat dan keinginan beliau untuk menjadi lebih maju membuat beliau tetap berjuang untuk bisa bersekolah tinggi. Maka tak heran, di antara saudara-saudaranya, bisa dibilang taraf hidup Opa yang paling baik.

Opa juga yang membuat saya bercita-cita untuk menjadi asisten praktikum sejak masuk kuliah. Itu karena Mama sering bercerita bahwa semasa kuliah Opa juga mencari penghasilan dengan cara menjadi asisten dosen mata kuliah Anatomi. Padahal mata kuliah Anatomi terbilang sulit bagi mahasiswa kedokteran. Saya tak heran mandengar Opa bisa sukses menjadi asisten. Opa memang pandai dan tekun belajar. Setiap kali mendengar cerita itu, tekad saya untuk menjadi asisten praktikum semakin kuat. Semoga saja saya bisa menjadi seperti Opa yang bisa menularkan ilmunya bagi mahasiswa lain. ^_^

Di mata kami, anak dan cucu beliau, Opa merupakan leader keluarga yang luar biasa. Beliau bisa selalu menjaga silaturahmi dengan anggota keluarga besar yang jauh. Kalau diistilahkan, beliau bisa merangkul mereka semua sehingga Opa menjadi sosok yang sangat dihormati. Kebetulan Opa juga terhitung dituakan. Saya masih ingat ketika diadakan pesta ulang tahun Opa di Bogor. Sepertinya tak ada satupun yang mau melewatkan pesta untuk Opa. Sosok Opa yang humoris dan suka bercanda, dalah satu dari sekian banyak kelebihan beliau. Opa sering menciptakan istilah-istilah baru yang lucu dan akhirnya jadi trademark kami semua. Opa juga sangat kebapakan. Inilah yang mungkin paling tidak bisa dilupakan oleh Mas Elang dan Tiza. Sejak ibu mereka meninggal, mereka ikut Opa dan Oma. Jadilah Opa dan Oma seperti orang tua kandung mereka sendiri.

Entah kenapa setelah beliau sekarang tak ada saya justru makin merasakan kehadiran beliau dalam diri Mama dan anak-anaknya yang lain. Setelah Opa meninggal, otomatis Pakde (kakaknya Mama) mengambil alih kepemimpinan keluarga besar. Saat memimpin rapat keluarga saya merasa Opa hadir dalam sifat pemimpin Pakde. Kalau melihat Mama bergaul dengan anggota keluarga yang lain, saya juga merasakan sifat penyayang Opa tercermin dalam diri Mama. Dengan Om saya pun begitu. Ketekunan Opa menurun semua padanya. Tak heran ia jadi dokter yang juga sangat sukses sekarang. Sedangkan tante saya mendapatkan gen kecerdasan Opa. Mama sering bercerita bahwa Tante mengikuti ujian SPMB (waktu itu namanya UMPTN) di rumah sakit dan tetap bisa lolos masuk FK UGM.

Meski begitu ada juga masa-masa saya sering bentrok dengan Opa. Perbedaan generasi dan cara pandang membuat kami jadi sering berbenturan. Tapi saya tahu dengan pasti bahwa Opa tetap menyayangi saya. Hanya saja mungkin caranya tak bisa saya pahami. Namun tetap saja saya menyesal kenapa dulu harus ada saat-saat kami tidak akur.

Opa meninggal beberapa hari sebelum saya mengikuti ujian akhir sekolah (UAS). Pada saat pemakaman beliau yang dilaksanakan di Purwokerto, alhamdulillah banyak yang hadir dan mendoakan beliau. Kami tujuh bersaudara sepupu pun hadir memberi penghormatan terakhir. Dia antara kami bertujuh, saya yang menangis paling..... apa ya istilahnya? Kejer kali ya? Pokoknya tersedu-sedu sekali. Apalagi waktu jenazah Opa dimasukkan ke liang lahat. Wah, ngga tahan untuk ngga nangis pokoknya. Ketika kembali ke rumah pun begitu. Rasanya ada yang hilang. Tapi pelang-pelan kami sekeluarga bisa mengikhlaskan. Karena memang beliau sudah lama sakit. Jadi mungkin inilah jalan yang terbaik untuk beliau supaya penderitaan beliau tidak berlarut-larut.

Tapi entah kenapa, walaupun sudah tak ada, saya tetap merasa Opa masih ada bersama saya. Usai ujian sampai menunggu pengumuman kelulusan saya merasa masih didampingi Opa. Dan dua hari sebelum saya dinyatakan lulus, barulah saya merasa beliau sudah benar-benar pergi. Tapi saya tidak merasa sedih karena entah kenapa saya tahu Opa sudah merasa lega dan damai. Mungkin memang Opa ingin memastikan saya lulus sebelum pergi. Ketika saya menjajal peruntungan dengan mengikuti SPMB untuk yang kedua kalinya, saya juga merasakan hal yang sama. Satu hari sebelum pengumuman, saya bermimpi Opa mengacak-acak rambut saya dengan penuh sayang dan tersenyum bangga pada saya. Setelah itu beliau pergi. Ketika bangun, saya menangis dan sadar bahwa Opa tak pernah sekalipun tak merasa bangga pada saya.

Jadi, Opa, Icha hanya ingin bilang kalau Icha sangat sayang pada Opa. Semoga Opa selalu tenang dan diberi kedamaian. I love you and I miss you, Opa.....


*Ini video clip lagu Slipped Away dari Avril Lavigne. Lagu ini ditulis Avril khusus untuk mendiang kakeknya. Jadi, lagu ini juga akan saya persembahkan untuk Opa. Once again, I miss you, Opa.....

 

Confessions of A Not-It Girl Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea