Tuesday, September 17, 2013

Kejauhan

Posted by Icha at 9:08 PM
Rasanya aneh. Badan ngga dipake ngapa-ngapain tapi capenyaaaaaaa minta ampun.

Ngga perlu periksa ke dokter spesialis untuk tau sebab musabab dari semua ketidakjelasan ini. Seperti biasa, pikiran yang bundhet, mbruwet, kejauhan, dan bekerja terlalu keras. Bener deh, serasa ada gir yang muter kenceng banget di dalem kepala dan ngga mau berhenti.

Galau kan saya...

Nyaris seminggu ini, bisa dibilang segala yang saya rencanakan berantakan. Ngga ada yang kelakon sesuai draft dan angan-angan. Acara besar yang sudah direncanakan berminggu-minggu yang lalu bubar seketika gara-gara ada tamu tak diundang mendadak datang pas tanggal itu. Sumpah, rasanya kepengen ngepruk. Kalo aja tuh orang tau betapa berartinya tanggal dan acara itu buat saya. Dasar perusak rencana.

Kemudian berbagai hal kecil riyik-riyik remeh temeh yang dengan mudahnya membuat saya badmood. Kejadian-kejadian seukuran semut yang sanggup membuat saya men-judge bahwa semua itu semena-mena merusak seluruh rencana saya. Njuk saya jadi kepengen mutung dengan gampangnya. Sakarepe dhewe lah pokoke. Dan saya juga menganggap semesta mempermainkan saya sakarepe dhewe.

Beberapa hari belakangan saya juga memikirkan sesuatu yang sebenarnya sama sekali bukan urusan saya. Meskipun saya punya hak untuk ikut memikirkannya, saya sendiri ragu, apa saya cukup sopan untuk memikirkan hal itu. Bodohnya, sampe galau berhari-hari. Ngga, ini ngga lebay, bener-bener berhari-hari. Lalu setelah galau dan migren mentok sampe ke tembok, mak cling!! Masalah beres dengan sendirinya. Bersyukur, walau kejadiannya agak nganyelke. Tiwas mikir berhari-hari, masalah selesai dalam sekejap. Ada-ada aja.

Kemudian urusan-urusan yang sebenarnya juga kecil-kecil, tapi dipikir terlalu jauh sehingga jadinya malah makin keliatan ruwet dan menyebalkan. Acara ini, butuh beli ini, harus bayar ini, bahkan sampe ke urusan sehari-hari sejenis nyuci, beresin kamar, dan masak sarapan. Mendadak segalanya jadi riweuh dan memikirkannya saja butuh tenaga ekstra.

Ruwet... ruwet...

Bukan masalahnya yang ruwet, tapi kebiasaan mikir kejauhan yang bikin segala urusan jadi bundhet. Hari ini saya sambat ke pacar tentang rencana seminggu yang ngga kelakon, semua berantakan. Tapi tadi waktu makan sore sehabis takziah Pak Topo, salah satu karyawan Farmasi, Pacar bilang dengan muka lucunya, "Itu juga, dapet uang segitu dan ketemu Bu _____ [dosen kesayangan kami berdua] itu juga di luar rencana lho." Pikiran saya pun melayang ke sms temen segrup penelitian kami, Anggun, kira-kira setengah jam sebelum kalimat itu terucap. Katanya, kami segrup masing-masing dapat kembalian uang bench fee lab sebesar kira-kira Rp 82.000,00. Whoaaaaaaaaaaaa... Dompet saya kembali tebal. Kemudian saya bersyukur atas rezeki itu. Dan bersyukur juga punya pacar yang mengingatkan hal yang semestinya saya syukuri sore tadi :)

Pada gilirannya saya seolah dibuat mengerti dengan cara kerja alam semesta. Belakangan segalanya jadi terasa aneh dan lucu. Dan serba kebetulan. Unexpected. Yang tiba-tiba ada pembatalan rencana acara besar saya lah, yang tiba-tiba pacar ngabarin kalau... Ah, sudahlah, bagian ini ngga bakal ada yang ngerti kalau saya ceritain :p

Plus konfirmasi bahwa nyonya junjungan saya (soalnya selalu saya panggil 'Milady' :D) akan mendapatkan kebahagiaannya. Meskipun kebenaran beritanya baru 75%, udah ngerasa seneng aja sayanya :))

--------------------***--------------------

Tapi ternyata dalam hati kecil saya, masih ada ketakutan yang tidak terdefinisi. Saya hilang arah ketika orang-orang yang saya sayangi tenggelam dalam dunianya, dunia yang sama sekali tidak bisa saya jangkau dan pahami. Dan kadang saya mengutuk diri sendiri atas kebodohan mendasar seorang manusia, tidak mau belajar. Saya merasa salah dengan tidak mau belajar masuk ke dunia itu, selain perasaan salah yang lebih parah karena dunia saya pun belum mampu saya pahami dengan sempurna. Rasanya seperti belum selesai menggambar satu lingkaran dan sudah harus belajar menggambar lingkaran yang lainnya. Belum lagi mengisi lingkaran-lingkaran itu dengan objek-objek yang saya temukan. Sunnguh, rasanya seperti diri ini tertinggal jauuuuuuuuuhhh sekali.

Dan perasaan dibandingkan tidak pernah hilang. Selalu ada mereka yang punya dunia lebih besar, lebih dekat antara lingkaran satu dengan yang lain, bahkan saling bersinggungan. Sedangkan lingkaran saya begitu kecil, begitu terbatas. Rasanya jadi kaya ditendang jauh ke luar angkasa. Udah jauh, makin terpencil rasanya. Njuk kampul-kampul neng ruang angkasa dhewekan, ndak tau mau ke mana. Melihat mereka yang punya lingkaran begitu besar, begitu mudah menjangkau segala arah, rasanya sungguh sangat iri.

Ternyata memang susah mau nge-makeup nilai C biar jadi B. Wong yang tadinya dapet B aja setelah makeup bisa turun jadi C, padahal niatnya ngulang biar dapet A :))

0 comments:

 

Confessions of A Not-It Girl Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea