Friday, October 2, 2009

Pangeran Kodok

Posted by Icha at 7:50 PM
Sebenernya malem ini niatnya saya mau nyicil dasar teori laporan Fisiologi Hewan alias Fiswan, cuma ngga tau kenapa tiba-tiba keilangan mood. Yaudah, daripada dipaksain hasilnya malah berantakan, saya pending dulu aja ngerjain laporannya. Toh bahan udah ada, tinggal gabungin. Sekarang saya pengen cerita tentang kodok.

Semua berawal dari praktikum Fiswan hari Rabu. Saya tergabung dalam kelompok 4 yang hari itu kebagian tema endokrin. Preparat yang harus kami bawa adalah Bufo melanostictus yang punya panggilan sayang: kodok. Kodok yang dibawa juga bukan sembarang comot, melainkan haruslah kodok pria sejati. Becanda, kodok jantan maksudnya. Nah, setelah praktikum yang penuh kehebohan, di antara beberapa praktikan cewek (termasuk saya), mulai terdengarlah kata-kata 'Pangeran Kodok' yang menggema di mana-mana.

Sebenernya dua kata ini pertama kali saya denger dari mulut seorang sobat (yang saya panggil Mommy) waktu lagi bisik-bisik curhat tentang gebetannya sehari setelah praktikum. Malemnya saya ngerjain tugas sambil dengerin Memory Puzzle, salah satu instrumental dari drama Asia yang judulnya A Prince Who Turns Into A Frog. Tambah berkhayal punya Pangeran Kodok beneran saya.

Siang tadi di kampus, saya dan dua temen cewek iseng nongkrong di depan papan pengumuman di lantai 2. Terus entah dari mana awalnya kami tau-tau udah ngobrol seru tentang 'Pangeran Kodok' masing-masing (lagi). Saya ikut keketawaan aja mengingat saya ngga punya 'Pangeran Kodok' untuk dibicarain. Hehehe.....

Ngiriiii siiihhh..... Ngga bohong itu. Hampir semua temen saya udah punya '
Pangeran Kodok'-nya sendiri. Ada yang udah resmi, udah engaged, atau minimal udah membidik siapa 'Pangeran Kodok'-nya itu. Lha saya?? Boro-boro mau bilang namanya siapa, saya aja belum mutusin siapa yang mau saya jadiin Pangeran Kodok buat diri saya sendiri.

Dan di tengah keketawaan saya dengan teman-teman siang tadi, saya nyumpel kuping pake headset dan pas di lagu Pacto de Amor, salah satu soundtrack telenovela jadul berjudul Amigos yang barusan saya dapet tadi pagi, saya nulis dua bait puisi.

Aku suka kau saat tersenyum,
kau yang kuat,
kau yang bisa diandalkan,
kau yang pandai dalam segala hal.

Tapi aku cinta kau saat menangis,
kau yang lemah,
kau yang butuh tempat bersandar,
dan kebodohanmu saat berhadapan denganku.

Transformasi yang sempurna, kan? Kita menyukai seseorang karena kelebihannya, tapi mencintainya karena kekurangannya.

Dan saya yakin, kalau Pangeran Kodok saya, yang di jari kelingkingnya tersimpul salah satu ujung benang merah tak kasat mata yang ujung lainnya terikat di jari kelingking saya, entah siapapun dia, membaca puisi ini, pasti dia bakal tersenyum lebaaaarrrrr banget sampe kebawa mimpi. Hehehehehehe.....

0 comments:

 

Confessions of A Not-It Girl Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea