Kenapa perasaan bisa membuat manusia jadi salah paham?
Perasaan bisa membuat manusia punya prasangka, punya hipotesis.
Dan lucunya, manusia membuat hipotesis itu hanya berdasarkan perasaan,
tanpa dasar teori, tanpa tinjauan pustaka.
Bahkan manusia bisa membuat konklusi tanpa eksperimen, hanya dengan perasaan.
Perasaan bisa membuat kerangka berpikir jadi berantakan,
dan cara kerja jadi tak beraturan.
Perasaan bukan jalan bebas hambatan.
Perasaan juga menemui polisi tidur, lubang galian, kemacetan.
Perasaan bukan cuma keluar masuk pintu tol. Perasaan butuh tujuan.
Dan perasaan tidak ada gunanya kalau tidak punya manfaat.
Perasaan tidak perlu latar belakang. Tidak perlu ada rancangan.
Tapi perasaan perlu mendapatkan saat-saat bebas dan terikat.
Perasaan tidak perlu dianalisis, nikmati saja.
Perasaan kadang menghasilkan data dengan kurva yang tidak sempurna.
Karena perasaan memang tak pernah terdistribusi normal.
Perasaan itu seperti karya ilmiah, seperti proposal, seperti skripsi.
Hanya bedanya,
perasaan tidak butuh waktu dan tempat yang tepat.
Karena kalau sudah masuk urusan perasaan,
di mana pun, kapan pun,
semua adalah tepat.
# Berawal dari prototype tulisan pas kuliah Metil dan berhasil dikembangkan dalam kebingungan ditemenin lagu Decode-nya Paramore. Bad mood is not always bad. Thanks a lot ya Mamaku sayang..... ^_^
January Makeup Entry
2 years ago
0 comments:
Post a Comment